Tehnik Pembelajaran Belajar Kreatif
Penerapan belajar kreatif dapat diwujudkan dengan
mengaplikasikanya pada siswa didalam kelas dengan beberapa teknik pembelajaran
yang berkaitan dengan pembelajaran kreatif. Teknik pembelajaran tersebut dapat
diciptakan oleh guru didalam kelas, atau memang menggunakan teknik pembelajaran
yang telah ada. Adapun teknik pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Picture
And Picture
Langkah-langkahnya
adalah:
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b.
Menyajikan materi sebagai pengantar
c.
Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
d.
Guru menunjuk siswa secara bergantian
mengurutkan gambar menjadi urutan logis
e.
Guru menanyakan dasar pemikiran urutan
gambar tersebut
f.
Dari alasan urutan gambar guru memulai
menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g.
Kesimpulan/rangkuman
2.
Mind
Mapping
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru
mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
c. Membentuk
kelompok
d. Setiap
kelompok menginventarisasi alternatif jawaban hasil diskusi
e. Setiap
kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis serta
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f. Data
data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan
sesuai konsep yang disediakan guru
3. Make- a Match
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi beberapa konsep atau topik yang sesuai untuk sesi riviu, sebaliknya satu
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b.
Setiap siswa mendapat satu lembar kartu
c.
Setiap siswa memikirkan jawaban/soal
kartu yang dipegang
d.
Setiap siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal-jawaban)
e.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi
agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
g.
Demikian seterusnya
h.
Kesimpulan/penutup
4.
Snowball
Throwing
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru
membentuk kelompok-kelompok dan memanggil wakil kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi
c. Wakil
kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan
oleh guru
d. Masing-masing
siswa diberikan satu le4mbar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh guru
e. Kemudian
kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari siswa ke siswa yang lain
f. Setelah
siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa untuk
menjawab pertanyaan tertulis dalam bola kertas secara bergantian
g. Penutup
5.
Course
Review Horay
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru
mendemonstrasikan/menyajikan materi
c. Memberi
kesempatan bertanya kepada siswa
d. Siswa
menyiapkan sebuah kotak dan beberapa lembar kertas kertas yang sudah diberi
nomor-nomor
e. Guru
membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawaban di kertas-kertas tersebut
sesuai nomor yang disebutkan oleh guru dan langsung didiskusikan, jika benar
diberi tanda (v) dan jika salah diisi tanda (x)
f. Siswa
yang sudah mendapat tanda v harus berteriak horay… atau yel-yel lainnya
g. Nilai
siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay
h. Penutup
6.
Cooperatif
Integrated Reading and Composition (CIRC)
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Membentuk
kelompok yang anggotanya 4 orang heterogen
b. Guru
memberikan wacana/kliping sesuai topik pembelajaran
c. Siswa
bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana kliping dan ditulis pada selembar kertas
d. Mempresentasikan/membacakan
hasil kerja kelompok
e. Guru
membuat kesimpulan bersama
f. Penutup
7.
Berpikir-Berpasangan-Berbagi
(Think-Phare-Share ) TPS
TPS
dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa
bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok kecil.
Tahap 1: thinking, guru memberikan
pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, siswa diminta memikirkan
jawabannya sendiri.
Tahap 2: pairing, siswa berpasangan
untuk mendiskusikan yang dipikirkan pada tahap 1.
Tahap 3: sharing guru meminta
pasangan siswa berbagi dengan seluruh kelas tentang yang mereka diskusikan.
Dilakukan bergiliran.
8.
Penomoran-Berpikir-Bersama
( Numbered-Head-Together ) NHT
Struktur empat langkah NHT adalah:
Tahap
1: penomoran, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok, setiap kelompok
diberi nomor.
Tahap
2: mengajukan pertanyaan, guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing
siswa.
Tahap
3: berpikir bersama, siswa berdisksusi tentang jawaban pertanyaan.
Tahap
4: menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu. Siswa nomornya sesuai dapat
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.[1]
Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran kreatif ini dibagi menjadi empat langkah. Setiap
langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru / dosen dengan berpegang
pada hakekat setiap langkah. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1. Orientasi
Kegiatan
pembelajaran diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan dan menyepakati
tugas dan langkah pembelajaran. Guru mengemukakan tujuan, materi, waktu,
langkah, hasil akhir yang diharapkan dari siswa serta penilaian yang
diterapkan. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Dengan
negosiasi tersebut diharapkan akan terjadi kesepakatan antara guru dan siswa.
2. Eksplorasi
Pada
tahap ini, siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah / konsep yang akan
dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan membaca, observasi, wawancara,
menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan,browsing lewat internet dsb.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Agar eksplorasi
menjadi terarah, sebaiknya guru memberikan panduan singkat yang memuat tujuan,
materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan.
3. Interpretasi
Dalam tahap
interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis,
diskusi, Tanya-jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali, jika memang
diperlukan.
4.
Re-kreasi
Pada
tahap rekreasi, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan
pengalamannya terhadap konsep / topic / masalah yang sedang dikaji menurut
kreasinya masing-masing. Misalnya siswa dapat diminta membuat satu scenario
drama dari novel yang sedang dikajinya. Rekreasi dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif yang dapat
dipresentasikan, dipajang atau ditindaklanjuti.
5. Evaluasi
Evaluasi
belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada alkhir pembelajaran.
Selaqma proses pembelajaran, evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan
kemampuan berpikir siswa. Evaluasi pada akhir pembelajaran adalah evaluasi
terhadap produk kreatif yang dihasilkan siswa. Kriteria penilaian dapat
disepakati bersama pada waqktu orientasi.[2]
Didalam
mengaplikasinya didepan kelas guru dapat memilih teknik pembelajaran yang tepat
dengan materi pelajaran dan sesuai dengan keadaan siswa, sehingga suasana kelas
akan tercipta dengan kondisi yang layak
untuk penyajian materi pelajaran tersebut, kususnya pelajaran bilogi atau IPA.
Untuk
mengembangkan siswa yang kreatif diperlukan guru-guru yang memiliki kompetensi
sebagai berikut:
a.
berpengetahuan tentang karakater dan
kebutuhan siswa kreatif.
b.
terampil mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
c.
terampil mengembangkan kemampuan siswa
memecahkan masalah.
d.
mampu mengembangkan bahan ajar untuk
sehingga menantang siswa lebih kreratif.
e.
mengembangkan strategi pembelajaran
individual dan kolaboratif.
f.
memberi toleransi dan memberi kebebasan
sekali pun hal itu tidak dikehendakinya jika ternyata prilaku berbeda itu menghasilkan produk belajar yang lebih
kreatif.
Di
samping kebutuhan kompetensi guru,
pengembangan kreativitas siswa melalui pembelajaran memerlukan iklim
atau kultur yang menunjang. Ada kebiasaan-kebiasaan yang baik yang guru
tumbuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prilaku siswa kreatif tidak
selalu seperti prilaku yang guru harapkan sehingga sering terjadi guru tidak
menujang tumbunya kreativitas siswa.
Menurut
hasil studi Utami Munandar (1997) ciri-ciri siswa kreatif adalah;
a.
terbuka terhadap pengalaman baru.
b.
kelenturan dalam sikap
c.
kebebasan dalam ungkapan diri
d.
menghargai fantasi
e.
minat dalam kegiatan kreatif.
f.
memiliki tingkat kepercayaan diri
terhadap gagasan sendiri.
g.
mandiri dan menunjukkan inisiatif.
h.
kemandirian dalam memberi pertimbangan.[3]
[1]
Shvoong, Model Pembelajaran Kreatif,
(online)(2011)(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2011382-model-pembelajaran-kreatif/#ixzz1eoPbM8Ob,
diaksese pada tanggal 16 Desember 2011)
[2]
Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional, Pembelajaran Kreatif Produktif (Jakarta,
Depdiknas,2007)hal. 68
[3]
Utami Munandar. Kreativitas dan
Keberbakatan, ( Jakarta:PT Gramedia Utama, 2002) hal. 105
No comments:
Post a Comment