LEVEL KESUKARAN (
KOGNITIVE) PENYUSUNAN SOAL
Penilaian merupakan
salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru setelah kegiatan
pembelajaran dilakukan. Penilaian ini dapat dilakukan setelah penyampaian materi, bab atau pun satu semester. Penilain ini
dapat berbentuk formatif ataupun sumatif. Penilaian formatif merupakan
penilaian yang dilakukan setiap akhir
pembahasan, satu bab atau topik bahasan. Sedangkan Penilaian sumatif adalah penilaian yang
dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu. Di dalam penilaian sumatif mencakup
lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit
pembelajaran berikutnya.[1]
Penilaian yang dilakukan oleh guru
berupa penyusunan soal-soal berisi materi-materi yang telah diberikan yang
nantinya akan diberikan kepada siswa. Dalam penyusunan soal, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru yang pertama guru harus memiliki kisi-kisi
soal. Penyusunan kisi-kisi soal, yang harus diperhatikan guru adalah guru harus
memperhatikan KD dan indikator. Selanjutnya guru harus memperhatikan Level
kognitif sebagai tuntutan kurikulum yang harus dicapai oleh siswa setelah
pembelajaran. Dalam penyusunan soal seorang guru juga harus berpedoman pada
taksonomi ini sebagai pedoman tingkat kesukaran soal yang dinamakan dengan
Level ranah Soal yang umumnya disingkat dengan L1, L2 dan L3.
Level kognitif, secara sederhana dapat
dipahami merupakan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
disusun dalam tingkat kemampuan pemahaman siswa berdasarkan taksonomi Bloom. Menurut
Wikipedia taksonomi bloom adalah Taksonomi merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada
tahun 1956.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hierarkinya. Menurut Bloom tujuan pendidikan dibagi ke
dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive
Domain (Ranah Kognitif), yang berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
2. Affective
Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor
Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku
yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.[2]
Dalam hal ranah cognitive, Bloom menyusun ranah
dalam 3 level utama, yaitu level 1 (knowing),
level 2 (applying), dan level 3 (reasoning), Setiap level
memiliki level kognitif sesuai dengan taksonomi Bloom yang dijabarkan dalam
bentuk ranah C1 sampai C6. Pada setiap level C1 sampai C6 tersebut terdapat
kata kerja operasional (KKO) yang bisa digunakan oleh guru untuk membuat
indikator soal sehingga tergambar level kognitif soal tersebut.
Level 1 (knowing)
Level ini memuat didalamnya berupa ranah kemampuan kognitif yang dapat dikuasai siswa berupa C1
(mengetahui) dan C2 (memahami). Adapun Kata kerja operasional yang bisa
digunakan dalam indikator soal untuk C1 di antaranya mengingat kembali,
membaca, menyebutkan, menyusun daftar, menggaris bawahi, menjodohkan, memilih,
menyatakan, dan mendefinisikan. Level kognitif selanjutnya merupakan tingkat
yang lebih dari sekedar mengetahui, level kognitif ini dikenal dengan istilah
C2 (pemahaman). Kata kerja operasional yang digunakan untuk menggambarkan level
kognitif pemahaman di antaranya memperkirakan, mengkategorikan, menjelaskan,
membedakan, menyimpulkan, mengklasifikasikan, menerangkan, menggambarkan,
menginterpretasikan, dan lainnya. Dalam penyusunan soal pada L1 ini guru harus
mempedomani kriteria level 1 dengan mencerminkan pada kata-kata operasional
pada C1 dan C2.
Level 2 (applying)
Di level ini siswa dihadapkan untuk
menguasai satu level kognitif yang harus dikuasai, yaitu menerapkan (C3). Level
kognitif ini tentu saja lebih dari sekedar mengetahui dan memahami, namun
tuntutannya siswa harus bisa menerapkan. Adapun kata-kata operasional yang mencakup
pada ranah C3 adalah: antaranya mengimplementasikan, menggunakan, menentukan,
memproseskan, menghitung, memperagakan, menghubungkan, membuktikan, menemukan,
menyesuaikan dan lain-lain. Guru dalam membuat soal harus mempedomani kata-kata
opersional yang ada dalam ranah C3.
Level 3 (reasoning)
Level 3 ini, siswa dituntut untuk
menguasai ranah penalaran dan logika. Ranah kognitif pada level ini terdiri
dari 3 level yaitu C4 (analisis), C5
(evaluasi), dan C6 (sintesis). Level kognitif pada level 3 ini sudah masuk pada
kategori HOTS, di mana dalam penyelesaian soal-soalnya memerlukan beberapa
tahapan berpikir. Kata kerja operasional untuk level kognitif C4 di antaranya
mengorganisasikan, merinci, menelaah, meneteksi, mengaitkan, membandingkan,
menyeleksi, memilih, membagi, menguraikan, dan lainnya
[1]
Dvcodes.com, Perbedaan Penilaian formatif dan Sumatif.(https://dvcodes.com/perbedaan-penilaian-formatif-dan-sumatif-beserta-contohnya dikutip pada tanggal 19 Februari
2021)
[2]
Wikipedia, taksonomi Bloom, (https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom diaksese pada tanggal 19
Februari 2021)
No comments:
Post a Comment