Wednesday, December 4, 2013

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru dan orang tua selalu mengharapkan agar siswanya dapat memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam tujuan instruksional. Namun dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan.
Hal ini disebabkan karena siswa sering mengalami kesulitan belajar yaitu adanya faktor internal dan faktor eksternal, dimana kedua faktor tersebut saling pengaruh mempengaruhi. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan satu persatu tentang faktor-faktor tersebut.

1.          Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari diri pribadi manusia itu sendiri yang membawa pengaruh terhadap hasil belajar. Faktor internal ini terbagi dua yaitu psikologi dan fisiologis.
1.      Faktor Psikologis
Adapun faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar terdiri dari :
  1. Bakat dan Intelegensi
Merupakan faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kemampuan belajar seseorang. Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan, sesuai yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (1986:28) mengatakan : “Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan yaitu mengenai kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu”.
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan pada diri seseorang. M. Ngalim Purwanto (1986:28) menyebutkan : “Kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”.
Jika siswa berbakat dalam bidang studi matematika dan memiliki intelegensi tinggi, dapat diharapkan siswa tersebut akan memiliki kemampuan yang tinggi. Karena siswa itu lebih mudah memahami persoalan-persoalan yang ada dalam bidang studi matematika, misalnya konsep-konsep abstrak lebih mudah dipahami. Sebaliknya bagi siswa yang tidak memiliki bakat dan intelegensi yang tinggi akan mengalami kelambatan dalam belajar.
Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan kurangnya minat belajar siswa yang lambat dan akan merasa betapa sukar materi matematika, sehingga akan timbul rasa bosan pada diri siswa tersebut, akibatnya hasil yang diperoleh akan jauh dari yang diharapkan.

  1. Minat
Pada umumnya minat yang tinggi akan menghasilkan kemampuan belajar yang tinggi pula, artinya bila siswa belajar dengan penuh minat akan membantu pemusatan pikiran dan kegembiraan dalam belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995:180) adalah sebagai berikut : “Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting dan bila siswa melihat banyak hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat untuk mempelajarinya.
Begitu pula apabila siswa kurang berminat maka kegiatan belajar yang dilakukan yang berhubungan dengan pelajaran tersebut dengan sendirinya akan berkurang pula sehingga akan mencapai kemampuan yang rendah pula. Mengenai minat The Liang Gie (1975:12) mengemukakan : “Minat selain memungkinkan pemusatan pemikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar”. Untuk memperoleh kemampuan belajar harus dengan perasaan senang, karena belajar dengan perasaan yang tidak gembira akan membuat pelajaran itu terasa sangat berat.
Minat erat kaitannya dengan kebutuhan, dalam hal ini minat sangat dipengaruhi oleh kebutuhan. Apabila seseorang membutuhkan sesuatu, maka dengan sendirinya ia akan mempengaruhi minat untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang dapat memenuhi diri sendiri tanpa perlu dorongan orang lain.
Apabila ada minat maka sesuatu aktivitas akan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ada rasa paksaan bagi dirinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Kartini (1985:63) menjelaskan bahwa : “Bila belajar tidak sesuai dengan minat anak, maka anak tidak belajar dengan sebaik-baiknya”.

  1. Motivasi
Faktor motivasi juga mempengaruhi seseorang  dalam  melakukan  sesuatu kegiatan.
Dalam hal ini motivasi Arde N. Fransen dan Maslow mengemukan sebagai berikut :
-          Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru
-          Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
-          Adanya ganjaran untuk hukuman
-          Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat
-          Adanya kebutuhan kecintaan
-          Adanya keinginan yang harus tercapai.


  1. Emosional
Emosional seseorang disebabkan oleh keadaan seseorang yang emosinya tidak stabil, rasa cemas, rendah diri, rasa jiwanya tertekan dan lain-lain.
Emosional adalah bagi yang perasaan, sedangkan perasaan belum tentu emosi menurut Ahmad Thanthowi (1991:90) mengemukakan : “Emosi adalah perasaan yang telah meningkat pada taraf tertentu, dalam usaha meningkatkan kemampuan belajar faktor emosi juga sangat berpengaruh, ini disebabkan walau bagaimanapun seseorang anak jika sudah ada rasa benci terhadap pelajaran tersebut, tentu akan mempengaruhi hasil belajar. Ahmad Thanthowi (1999:94) mengemukakan :
“Berhasilnya pendidikan tidak hanya semata-mata tergantung pada tingkat kecerdasan anak. Faktor emosi ternyata ikut mempengaruhi, seperti rasa takut, benci atau bosan terhadap bahan atau mata pelajaran. Sifat mudah putus asa didalam melakukan tugas, kecemasan yang terus menerus dan sebagainya akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak”.

  1. Ambisi dan Tekad
Dengan adanya ambisi dan tekad motivasi akan timbul dengan sendirinya. Ambisi merupakan tenaga yang sangat besar potensialnya dalam diri seseorang. Biasanya seseorang yang sangat berambisi dan mempunyai tekad yang kuat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan orang yang tidak berambisi. Hal ini sesuai dengan yang dikemudian oleh Hasbullah Thabrany (1994:35) mengatakan “Orang yang mempunyai ambisi besar dan tekad yang kuat, tidak bisa dibantah lagi bahwa sebagian sukses di tangan”.
Disamping itu juga dapat lebih menumbuhkan rasa percaya diri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasballah Thabrany (1994:36) mengatakan “Ambisi yang kuat namun tidak berlebihan dapat mengakibatkan keyakinan diri akan melicinkan jalan mencapai sukses”.

2.      Faktor Fisiologi
Faktor fisiologi sangat menentukan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya faktor kesehatan, faktor keadaan panca indera atau cacat tubuh, faktor-faktor ini merupakan modal bagi manusia seperti halnya faktor kesehatan jasmani dan rohani.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani untuk dapat belajar dengan baik, kesehatan jasmani merupakan pendukung utama, kalau kesehatan badan fit, tubuh sehat dan normal, dimana pada tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat pula, pikiran tidak dapat bekerja dengan baik tanpa jasmani yang sehat.
Hal ini dikemukakan oleh The Liang Gie (1975:29) mengatakan sebagai berikut : “Betapapun cerdas dan rajinnya seseorang, tetapi kalau ia sering sakit pasti sukar sekali memperoleh kemajuan dalam pelajarannya. Keadaan fisik yang lemah merupakan penghalang yang sangat besar untuk dapat menyelesaikan pelajarannya”.
  1. Keadaan Panca Indera
Panca indera merupakan bagian dari tubuh manusia yang sangat vital dalam proses belajar mengajar, dengan panca indera manusia bisa melakukan kegiatan baik kegiatan belajar maupun kegiatan untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari.

2.          Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah hal-hal atau situasi dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kemampuan. Menurut Slameto (1995:60) mengatakan “Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar seseorang ada tiga kelompok yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat”.
1.      Faktor Keluarga
Faktor keluarga mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, karena orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar. Orang tua yang dapat mendidik anak-anaknya dengan cara memberi pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tidak menginginkan pendidikan anak-anaknya, acuh tak acuh, bahkan tidak memperhatikan sama sekali, tentu tidak akan berhasil dengan baik.
Peran keluarga dalam pendidikan sangat dominan seperti halnya pengaruh orang tua terhadap anak-anaknya, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota-anggota keluarga, suasana keluarga dan keadaan ekonomi keluarga.

2.      Faktor Sekolah dan Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan pusat pengembangan ilmu, lembaga pendidikan juga mempengaruhi kemampuan belajar anak.
Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi proses belajar dari faktor ini adalah sebagai berikut :
  1. Guru
Guru yang efektif adalah guru yang berhasil mencapai kemampuan berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki dalam proses belajar mengajar, guru yang efektif dapat mendukung kemampuan anak didik, sikap dan penampilan yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik, guru harus dapat memotivasi siswa, membangkitkan minat siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar.

  1. Metode Mengajar
Metode belajar dalam mengajar merupakan faktor yang harus dipelajari dalam menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan dapat menentukan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu bahan pelajaran sangat mempengaruhi dalam belajar.
Bahan pelajaran yang lebih efektif disampaikan dengan peragaan, percobaan, tanya jawab, diskusi dan sebagainya. Ada pula yang lebih disukai dengan latihan, ringkasan dan hafalan. Guru harus menguasai teknik mengajar, bahan pelajaran dan cara memotivasi siswa.

  1. Kurikulum Sekolah
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Pelajaran yang telah tersusun dengan baik tentu proses belajar mengajar akan dapat terlaksana dengan baik pula. Kegiatan itu berupa penyajian bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran.
  1. Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar sekolah memadai ikut mempengaruhi proses belajar mengajar. Perlengkapan ini tidak boleh diabaikan karena dalam proses belajar mengajar membutuhkan peralatan atau fasilitas pendidikan yang mencukupi yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Mengenai hal ini Kartini Kartono (1995:6) berpendapat bahwa : “Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu sendiri maupun yang dimiliki sekolah dapat menimbulkan akibat tertentu terhadap kemampuan siswa. Kekurangan peralatan belajar dapat membawa akibat yang negatif”.
Disamping tersedianya fasilitas-fasilitas belajar yang harus dimiliki oleh lembaga pendidikan ataupun siswa itu sendiri, dan juga keterampilan menggunakan fasilitas-fasilitas sangat dituntut dalam belajar.

  1. Disiplin Sekolah
Disiplin sekolah yang baik akan membawa kebiasaan dan melatih anak didik untuk berdisiplin. Disiplin yang dilaksanakan dengan baik dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu kedisiplinan sekolah dan membawa dampak kepada kemampuan belajar. Slameto (1995:67) menjelaskan bahwa : “Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplinnya kurang diperhatikan, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar”.

  1. Keadaan Lingkungan Sekolah
Keadaan lingkungan sekolah sangat berkaitan dengan proses belajar mengajar seperti keadaan ruangan yang memungkinkan untuk belajar, jauh dari kebisingan, situasi yang tidak panas, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

3.      Faktor Masyarakat
Masyarakat sangat mempengaruhi kemampuan belajar, karena selain di sekolah siswa juga bergaul dengan masyarakat yang sehari-harinya terbawa bagaimana keadaan masyarakat sekitarnya. Diantara sekian banyak faktor, faktor lingkungan masyarakat yang lebih dominan mempengaruhi kemampuan belajar anak adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, pola kehidupan masyarakat dan teman bergaul.


No comments:

Post a Comment