KEPUTUSAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.
Definisi Keputusan dan Pengambilan Keputusan
Menurut Stoner (1996 : 5) Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur
perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang
sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan
mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat
adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya
merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga
dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan
disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan
pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi
tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama
dengan pembuatan keputusan.
Menurut Dee Ann Gullies dalam Azhar (1996 : 34) Pengambilan keputusan
sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian
tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan
ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan
memulai tindakan.
Menurut Handoko (1999 : 2) definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan
melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian (1992 : 42) Pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan
fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak
secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pengambilan keputusan harus
didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
B. Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer
dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap
kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan
masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Menurut Syamsi (2007 : 54) tujuan pengambilan
keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu :
1.
Tujuan bersifat tunggal yaitu
tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal
terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu
masalah artinya sekali diputuskan dan tidak akan ada kaitannya
dengan masalah lain.
2.
Tujuan bersifat ganda yaitu
tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut
lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang
diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang
bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif
C.
Dasar Pengambilan
Keputusan
1.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan
lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor
kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa
keuntungan, yaitu :
a.
Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan.
b.
Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang
bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan
waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang
lain sering diabaikan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan
keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu
dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah
fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik
dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum
mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman
memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang
berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman
dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha
masalah.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil
karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga
karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan
wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
D. Teori Pengambilan Keputusan
Ada beberapa teori yang paling sering digunakan
dalam mengambil kebijakan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif
Barangkali toari pengambilan keputusan yang biasa
digunakan dan diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif
yang mempunyai beberapa unsur
a. Pembuatan
keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari
masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat
diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah).
b. Tujuan-tujuan,
nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat jelas
dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam
alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d. Asas biaya
manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e. Setiap
alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan
alternatif lain.
f. Pembuat
keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran
yang ditetapkan
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom (Ahli
Ekonomi dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan
itu sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan tetapi
mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap akar
permasalahan.
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal
yang tidak rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang
pengambil keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga
mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada,
serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah
yang saling berkaitan
Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik
kepentingan antara nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh
masyarakat. Karena teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang
ada dapat dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan
antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang
seperti Indonesia untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena
beberapa alasan yaitu
1. Informasi
dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai untuk
dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan terjadi sebuah
keputusan yang kurang tepat.
2. Teori
ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara berkembang
ekologi budanyanya berbeda.
3. Birokrasi
dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional dalam pengambilan
keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang kebanyakan korup sehingga
menciptakan hal-hal yang tidak rasional.
2. Teori
Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara
menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang
sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan.
Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan
tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya
merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat
keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung
berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang
berbeda secara inkremental atau marjinal.
c. Setiap
alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan
akibatnya.
d. Masalah
yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan
memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan
sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak
ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah.
Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari
kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan
keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan
yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka
sangat tepat diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk.
Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara berbagai
pihak sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang realistik diberbagi
negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan para pengambil keputusan
dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup waktu, kurang
pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk analsis secara
komprehensif.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan
keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima.
Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini
-
Keputusan–keputusan yang diambil akan
lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan
sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.
-
Keputusan diambil lebih ditekankan
kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan
lain.
-
Dinegara berkembang teori ini tidak
cocok karena perubahan yang inkremental tidak tepat karena negara berkembang
lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar.
-
3. Teori
Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep
baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai
Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu
pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun
inkremental. Keputusan-keputusan
inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi
keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu memungkinkan para pembuat
keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada
situasi yang berbeda-beda. Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya
merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional
komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
E. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Syamsi
(2007 : 70) yaitu :
1.
Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak
berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
2.
Setiap keputusan harus dapat dijadikan
bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3.
Setiap keputusan jangan berorientasi
pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan
organisasi.
4.
Jarang sekali pilihan yang memuaskan,
oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
5.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan
mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
6.
Pengambilan keputusan yang efektif
membutuhkan waktu yang cukup lama.
7.
Diperlukan pengambilan keputusan yang
praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
8.
Setiap keputusan hendaknya dilembagakan
agar diketahui keputusan itu benar.
9.
Setiap keputusan merupakan tindakan
permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
F. Jenis – jenis
Pengambila Keputusan
1. Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana
sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang.
Keputusan
kelompok dibedakan dalam :
a.
Sekelompok pimpinan
b.
Sekelompok orang-orang bersama
pimpinannya.
c.
Sekelompok orang yang mempunyai
kedudukan sama dan keputusan kelompok
1). Keputusan yang dibuat oleh
seseorang
Kebaikannya antara lain :
-
Keputusannya cepat ditentukan atau
diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
-
Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
-
Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan
itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan
berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
-
Bagaimana kepandaian dan kemampuan
pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
-
Keputusan yang terlalu cepat diambil dan
tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
-
Jika terjadi kesalahan pengambilan
keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
2). Keputusan yang dibuat oleh
Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
-
Hasil pemikiran beberapa orang akan
saling melengkapi.
-
Pertimbangannya akan lebih matang.
-
Jika ada kesalahan pada pengambilan
keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
-
Ada kemingkinan terjadi perbedaan
pendapat.
-
Biasanya memakan waktu lama dan
berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan.
-
Rasa tanggung jawab masing-masing
berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi
kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian (1995 :
102) menyatakan bahwa ada tiga kekuatan
yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
a.
Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini
adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,
pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh
yang besar terhadap bawahannya
b.
Dinamika kelompok orang-orang di dalam
organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin
hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
c.
Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk
diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.
G. Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan.
Proses
pengambilan keputusan meliputi :
1.
Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu
mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
2.
Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan
menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
3.
Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun
baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini
hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta
konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan
harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan
dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari
berbagai macam pengertian:
·
Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data
yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
·
Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis
sebab akibat.
·
Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi
(perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari
kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
4.
Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang
dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar
pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif
dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan
berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif.
Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif
yang lain.
6. Pemantauan dan
pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan
seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.
H. Daftar Pustaka
Handoko, (1999) Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta : BPFE
Kasim, Azhar. (1995). Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Sondang P.Siagian. (1992) Organisasi
Kepemimpinan dan perilaku Administrasi, Jakarta:Gunung Agung.
Syamsi, Ibnu. (2007) Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.
Stoner, James. A.V. (1996) Manajemen (Terjemahan). Jakarta :
Erlangga.
Terry D. Warfield, dkk (2002). Akuntansi
Intermediate, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa oleh Herman Wibowo
dan Ancella A. Hermawan, Jakarta : Erlangga.
No comments:
Post a Comment