Thursday, December 5, 2013

BIMBINGAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BIMBINGAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI




A.                Bimbingan Belajar
       a.  Pengertian Belajar Dan Bimbingan Belajar
Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Purwanto mengemukakan:"Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang."[1] Hal lain dikemukakan oleh Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno bahwa: "belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya."[2]
Definisi lain seperti yang diungkapkan Mudzakir tentang pengertian belajar, yaitu: "belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku yang dapat diamati yang terjadi melalui hubungan rangsangan, jawaban menurut prinsip-prinsip yang mekanistik"[3] Ditambah oleh Mulyono Abdurrahman bahwa belajar dapat diartikan sebagai: "suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap."[4] Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian orang menafsirkan arti belajar.[5]
 Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa : Belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai.[6]
Sementara Wittig seperti dikutip oleh Muhibin Syah mengemukakan bahwa belajar : merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman.[7] Perubahan yang menyangkut seluruh aspek psikofisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung.[8]
Belajar adalah proses perubahan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Perilaku dikategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Kognitif (kecerdasan berfikir)
b. Afektif (sikap, perasaan, emosi)
c. Psikomotorik (skill, ketrampilan)
            Dari pengertian di atas bahwa belajar atau kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru atau seseorang dalam rangka mengupayakan perubahan tingkah laku peserta didik kepada perubahan kognitif yaitu kecerdasan, afektif yaitu adanya perubahan pada sikap perasaan dan emosional dan terakhir perubahan psikomotorik yaitu setelah proses aktifitas guru siswa mempunyai skill, keahlian dan ketrampilan tentang ilmu yang diajarkan tersebut.
Purwanto mengemukakan mengemukakan bahwa belajar adalah : "Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang."[9]
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk merobah tingkah laku, pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta didik kearah yang lebih baik. Sedangkan kegiatan belajar adalah segala aktifitas yang berhubungan dengan proses perubahan tingkah laku tersebut.
Dalam proses tersebut kadang timbul masalah dan problema yang menghalangi untuk tercapainya tujuan belajar seperti yang diinginkan. Problema tersebut bisa jadi ketinggalan dalam mencapai sasaran kurikulum pembelajaran. Untuk  menghadapi itu semua perlu adanya suatu bimbingan belajar atau les yang dikemas secara baik dan terorganisir.
Bimbingan belajar adalah suatu kegiatan bantuan belajar kepada siswa atau peserta didik yang bertujuan agar siswa mendapat mencapai prestasi belajar secara optimal.[10] Kegiatan ini juga berupa suatu bimbingan di sekolah yang merupakan aspek program pendidikan  berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya yang tujuannya untuk membantu prestasi siswa.  Prestasi setiap siswa dalam balajar sangat penting dan merupakan salah satu indikator terhadap berhasil atau tidaknya proses pembelajaran di sekolah.
Bimbingan adalah suatu proses membantu yang diberikan dimaksudkan agar peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal dan tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Prinsip – prinsipnya diantaranya :  bimbingan yang diperuntukkan bagi semua peserta didik dan diberikan kepada individu yang sedang dalam proses perkembangan. Dan harus peduli terhadap semua segi petumbuhan peserta didik. Dan berdasarkan kepada pengakuan atas kemampuan individu atas kemampuan individu untuk menemukan pilihan yang benar dan merupakan yang sangat dari keseluruhan proses pendidikan kemudian dan diarahkan untuk membantu peserta didik. Merealisasikan dan mewujudkan diri.
Keberadaan bimbingan di sekolah merupakan sisi lain dari proses pendidikan yang kepedulian intruksional dengan fokus intervensinya terletak pada dunia kehidupan individu peserta didik. Sama halnya dengan pendidikan. Bimbingan selalu berhadapan dengan individu yang sedang ada dalam proses perkembangan. Dan bimbingan peduli terhadap semua aspek perkembangan individu peserta didik baik aspek intelektual sosial, emosional, maupun nilainya.[11]
Jadi maksud dari penelitian ini adalah bimbingan belajar yang menyeluruh termasuk bimbingan kesulitan belajar dan penambahan bahan ajar pada anak didik sehingga tercapai prestasi yang diinginkan. Kegiatan bantuan belajar ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Kegiatan ini biasanya dilakukan diluar jam kegiatan belajar-mengajar yang telah menjadi rutinitas di sekolah. Umumnya kegiatan ini  dilakukan di siang hari setelah jam belajar usai atau pada hari libur sekolah yaitu pada hari minggu. Karena kegiatannya demikian rupa maka umumnya dikenal dengan les belajar.
            Dalam pelaksanaannya, di beberapa sekolah di Nagan Raya ,bimbingan belajar telah dilakukan dengan perencanaan dan terorganisir. Hal ini dapat dilihat dari jadwal kegiatan yang telah ada beserta dengan mata pelajaran yang menjadi materi bimbingan belajar, pengajar atau pembimbing disusun menurut mata pelajaran masing-masing. Waktu masuk secara teratur dan bergilir sesuai dengan hari dan jam yang telah ditentukan . Mata pelajaran yang menjadi materi bimbingan umumnya pelajaran eksata seperti, Matematika , IPA, Biologi, Fisika dan Bahasa Inggris, dan pelajaran umum lainya seperti Bahasa Indonesia.
            Peserta bimbingan belajar umumnya adalah siswa kelas III bagi sekolah SMP dan SMA, serta bagi sekolah  tingkat dasar peserta les adalah kelas VI. Siswa tersebut adalah siswa-siswa yang akan mengahadapi ujian akhir. Ada bebarapa sekolah yang peserta lesnya dari seluruh kelas atau kelas inti. Sebagai contoh adalah SMAN 1 Jeuram peserta les adalah kelas inti, dari seluruh kelas mulai kelas I sampai kelas III.

b.  Tujuan dan Fungsi pelaksanaan Bimbingan Belajar

Ada beberapa tujuan dari kegiatan les atau bimbingan belajar sebagai berikut :
1.                  Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang dimuat dalam mata pelajaran tertentu. Melakukan usaha-usaha pengayaan materi yang relevan.
2.                  Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa tentang cara memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau hambatan agar mampu membimbing diri sendiri.
3.                  Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar Mandiri dan menerapkannya pada masing-masing pelajaran yang sedang dipelajari.
            Sementara fungsi dari bimbingan belajar adalah seperti digambarkan oleh Abu Ahmadi sebagai berikut :

1.                  Kurikuler yakni sebagai pelaksana kurikulum dan silabus atau GBPP
2.                  Instruksional, melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif belajar mandiri melalui kegiatan bimbingan belajar.
3.                  Diagnosis bimbingan, yakni membantu siswa yang mengalami kelemahan, kelambatan dan hasil belajar yang kurang maksimal.
4.                  Ekstrakurikuler, juga mambantu siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada seperti kegiatan ketrampilan dan sebagainya.[12]

c.  Kegiatan Bimbingan Belajar ( Les )
Seperti kegiatan pembelajaran kurikuler biasa, kegiatan bimbimbingan belajar juga harus direncanakan dan dimanajemen sedemikian rupa supaya kegiatan tersebut berjalan seperti diharapkan dan mempunyai hasil yang baik.
Dalam beberapa kejadian dilapangan memang kegiatan bimbingan atau les yang dilakukan sekolah kadang gagal memperoleh hasil yang baik, kontrol kepala terhadap pelaksanaan les atau bimbingan belajar kurang, piket kurang bekerja, guru tidak masuk atau kurang maksimal dalam penyajian materi, dana kurang memadai.
Untuk terlaksana kegiatan tersebut dengan baik ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan sebagai berikut :
1.         Perencanaan
            Perencanaan kegiatan harus dilakukan kepala sekolah . Adapun kegiatan perencanaan tersebut adalah :
·         Rapat dengan komite, guru dan wali murid tentang pelaksanaan les atau bimbingan belajar
·         Merencanakan penggunaan dana, darimana dana di dapat  dan penggunaan dana harus di perkirakan sedetil mungkin
·         Peserta bimbingan belajar atau les. Harus sudah ditentukan kelas yang jadi peserta bimbingan atau les, seluruh siswa, perkelas, atau siswa tertentu berupa kelas inti atau pun privat les.
·         Penentuan waktu bimbingan belajar atau les. Penentuan waktu sangat penting direncanakan, pada waktu jam kosong disekolah, atau telah usai jam sekolah.
·         Tempat bimbingan belajar, dilakukan dimana bimbingan tersebut, di sekolah atau tempat lain.
·         Guru atau tutor les. Pemilihan tutor harus dipilih yang sesuai dengan bidang studi bimbingan belajar juga harus diperhatikan karakter guru les.

2.         Pelaksanaan Bimbingan belajar.
Setelah kegiatan perencanaan dilakukan dengan matang, kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan diantaranya sebagai berikut :
·      Adanya panitia pelaksana kegiatan untuk memgkoordinir seluruh kegiataan seperti penanggungjawab, ketua, sekretaris, bendahara, dan piket.
·      Buku pelajaran atau buku penunjang lainya.
·      Jadwal pelaksanaan les yang disusun dengan baik.
·      Buku batas dan absen tutor dan absen murid.
·      Pengaturan snak dan minum tutor atau guru bimbingan belajar yang tepat biasa dikoordinir oleh piket.
·      Pengaturan  bel petukaran jam yang tepat
·      Tutor harus mempersiapkan perangkat pengajaran seperti RPP , Buku dan Media.
·      Pemberian Tes baik pre test maupun post test sebagai  evaluasi terhadap siswa.

3.         Kegiatan Akhir
Adapun kegiatn akhir yang dapat dilakukan adalah :
·         Evalusi terhadap keberhasilan pelaksanaan bimbingan belajar atau les
·         Pengambilan kuputusan bimbingan dilanjutkan atau di hentikan.
·         Pemberian insentif pada turor les dan panitia secara tepat dan layak
·         Pelaporan.
d.   Kendala-Kendala Pelaksanaan Bimbingan Belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar terdapat beberapa kendala yang ditemukan. Kendala atau problema yang dihadapi tersebut mulai dari kegiatan perencanaan sampai pada pelaksanaan bimbingan belajar. Adapun kendala tersebut adalah sebagai berikut :
·         Penyusunan jadwal , pada penyusunan jadwal pihak pengelola sering menemukan kesulitan pada peyesuaian waktu tutor dengan waktu pelaksanaan bimbingan.
·         Biaya pelaksanaan, biaya pelakasanaan merupakan kendala yang sering dihadapi ,karena kalau tidak biaya dari sekolah maka biaya tersebut harus diambil dari peserta bimbingan, pengambilan biaya harus disesuaikan dengan tingkat ekonomi peserta bimbingan. Pengutipan biaya yang terlampau rendah, akan berefek rendahnya insentif tutor. Hal ini akan menyebabkan penurunan kinerja para tutor.
·         Pemilihan turor yang ahli atau skill dalam bidangnya. Pada suatu sekolah  kadang guru yang ahli sulit diperoleh, apalagi guru bidang eksata.pengambilan  tutor dari sekolah lain tentu akan membebani anggaran, terkendala pada penyusunan jadwal.
·         Karakteristik peserta bimbingan, berbagai macam sifat, intelektual, dan tingkat sosial ekonomi peserta bimbingan merupakan kendala tersendiri dalam pelaksanaan bimbinga, sebagai contoh siswa yang nakal, siswa yang bekerja membantu orang tua sepulang jam sekolah dsb.
·         Manajemen les. Manajemen yang kurang baik dan terlampau tertutup sering dijumpai dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah. Hal ini sangat mempengaruhi kegiatan tersebut. Kadang akibat manajemen ambaradur pemberian insentif  tutor sering  terabaikan. Hal ini justru berakibat buruk pada kegiatan bimbingan atau less.

B.                 Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “pretitie” yang artinya apa yang telah diciptakan atau hasil pekerjaan. Dalam ekonomi perhitungan yang dimaksudkan dengan prestasi adalah produk yang telah dicapai seseorang atau daya kerja seseorang dalam jangka waktu tertentu[13].
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.[14] Selanjutnya juga Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.[15]
Jadi bila dihubungkan dengan dunia pendidikan khususnya belajar, maka prestasi merupakan hasil maksimal yang diperoleh siswa dalam jangka waktu tertentu dalam hubungannya dengan proses pembelajaran siswa itu sendiri.
            Sedangkan belajar adalah merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang belajar, baik aktual maupun potensial, perubahan-perubahan mana pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang bertahap dalam waktu relatif lama, dimana perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha pada individu yang belajar.[16]                     
            Oleh karena prestasi belajar merupakan suatu ukuran berhasil tidaknya seseorang setelah menempuh pelajaran di suatu sekolah, dan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya maka akan dilakukan penilaian atau pengukuran berupa tes. Ambo Enre Abdullah  mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan suatu alat dalam hal ini tes. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan seorang siswa”[17].
Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal. Seperti angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya.
            Berdasarkan pengertian prestasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan prestasi belajar Biologi dalam penelitian, adalah kemampuan-kemampuan tentang Biologi yang telah dimiliki oleh siswa-siswa SMAN 1 Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya yang bersifat konkretif setelah siswa selesai belajar biologi yang meliputi : ingatan, pemahaman, penerapan, analisa dan sintesis.

C.                Faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar
            Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat ditinjau dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa yang berbentuk interaksi timbal balik antar keduanya.

a.  Faktor-faktor dari dalam diri siswa
            Siswa yang melaksanakan proses belajar, dapat diperiksa hasil-hasilnya melalui perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa.[18]  Hal ini dapat diketahui antara lain dengan membandingkan tingkat penguasaan siswa antara sebelum dan sesudah terjadi proses belajar. Faktor utama yang terdapat pada diri siswa ialah faktor fisik atau jasmani dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi keadaan jasmani dan panca indera, sedang psikis meliputi, minat, intelegensi, bakat, motif dan sebagainya. Faktor-faktor dalam diri siswa tentu memberikan pengaruh besar bagi prestasi belajar. Sebagai contoh kemampuan intelejensi siswa sangat erat kaitanya dengan kemampuan penguasaan materi pelajaran yang  diberikan oleh seorang guru.

b.  Faktor dari luar diri siswa
            Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa dari ketiga lingkungan belajar yaitu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dimana lingkungan keluarga meliputi; cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan lingkungan sekolah meliputi; metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa dan sebagainya.[19] Adapun lingkungan masyarakat meliputi; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, tempat bergaul, bentuk kehidupan masyarakat dan sebagainya



[1] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal.  82.
[2] Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Setia, 2001), hal. 34.
[3] Ibid, hal. 36.
[4] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 28
[5] Mulyadi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal.  64.
[6] Nurdin Ibrahim, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat,(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, September 2001), hal.  487.
[7] Muhibin Syah, M.Ed Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT.Remaja Rosda Karya, 2006), hal.  90.
[8] Mulyadi Syah, Psikologi…, hal.66

[9] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal.  82.               
[10] Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar (Bandung;Pustaka setia,2005 ) hal.168
[12]Ibid, hal.169-170


[13] Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan… hal. 52

[14] Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,2001), hal.20
[15] Ibid. hal.23

[16] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet.I, ( Jakarta: Bina Aksara, 2001.) hal. 16
[17] Abdullah A.E, Prinsip-Prinsip Layanan dan Bimbingan Belajar, (U.Pandang, FIP IKIP, 2001).hal. 45
[18] Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, Cet.VI, (U. Pandang; CV. Bintang Selatan, 2001).hal. 78

[19] Ibid. hal. 89

No comments:

Post a Comment