Wednesday, January 31, 2018

Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam






BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam amat penting, terutama bagi pelajar-pelajar agama islam dan pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya. Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Sebagai umat islam, hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuh kembangkan wawasan generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Sejarah Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW terdapat dua periode. Yaitu periode Makkah dan periode Madinah.
Pada periode Makkah, Nabi Muhammad lebih menitik beratkan pembinaan moral dan akhlak serta tauhid kepada masyarakat Arab yang bermukim di Makkah dan pada peroide di Madinah Nabi Muhammad SAW melakukan pembinaan di bidang sosial politik. Disinilah pendidikan islam mulai berkembang pesat.
Pendidikan Islam telah berkembang pesat saat pemerintahan Bani Umayyah. Ini disebabkan karena wilayah Negara Islam yang semakin luas.
Masa bani Umayyah di awali dari pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan. Dalam mengendalikan pemerintahannya, Muawiyah hampir memusatkan seluruh perhatianya kepada masalah politik dan keamanan. Percaturan politik dan gerakan-gerakan militer yang terjadi pada masa ini, baik dalam usaha perluasan wilayah Islam maupun dalam menghadapi pemberontakan-pemberontakan, menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan dalam bidang alam pikiran serta ilmu pengetahuan. Sehingga muncullah para ulama’ yang mengembangkan ilmu-ilmu di segala bidang baik ilmu umum maupun ilmu agama. Pada makalah ini akan kami jabarakan juga sistematika pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah dan seluk beluknya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam sebagai suatu system keagamaan-menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.

Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. 

Tuesday, January 30, 2018

Manajemen dan Prinsip Manajemen




1.    Pengertian  Manajemen
Dari segi bahasa, kata “manajemen” berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan dan “agere” yang berarti melakukan. Kata- kata tersebut digabung menjadi kata kerja “managere” yang artinya menangani. Dalam bahasa Inggris “managere” dalam bentuk kata kerja yakni “to manage” dan kata benda management”, dan “manager” untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “manajemen” atau “pengelolaaan” (Husaini Usman, dalam http//www.dunianita.blogspot.com)
Sedangkan dari segi istilah manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan ( siswanto, 2006 : 12 ).  Selanjutnya ada beberapa pendapat para ahli yang mendifinisikan tentang manajemen. Nanang Fattah (2002: 9 ) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi. Manajemen dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick ( Nanang Fattah 2002: 7 ) karena manajemen dipandang sebagai suatu biang pengetahuan yang sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Menurut prof. Dr. H. Arifin abdulrachman ( 2006 : 43 )dalam buku kerangka pokok- pokok management dapat diartikan :
a. Kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas
b. Proses,  yakni kegiatan  dalam  rentetan  urutan- urutan;
c. Insitut/ orang – orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan-kegiatan
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa manjemen berarti  suatu aktifitas yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang melibatkan sumber daya manusia dan prosedur untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

2.    Teori Manajemen Dan Prinsip Manajemen
Menurut Nanang Fattah (2002 : 11) teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction). Karakteristik teori manajemen secara garis besar dapat dinyatakan:
a) mengacu pada pengalaman empirik,
b) adanya keterkaitan antara satu teori dengan dengan teori yang lain,
c) mengakui kemungkinan adanya penolakan.
Dalam perkembangan teori manajemen, dikenal tiga teori manajemen, yaitu; teori klasik, tori neo klasik, dan teori modern. Di kutip dari buku karangan Nanang Fattah (2002: 22-32) menjelaskan bahwa :
a. Teori klasik, berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Beberapa pelopor teori klasik antara lain; Frederik W Taylor (1956-1915) dengan teori manajemen ilmiah (scientific management), Henri Fayol (1916) dengan teori 5 pedoman manajemen, Gulick dan Urwick (1930) dengan teori akronim POSDCORB, dan Max Weber (1947) dengan teori birokrasinya.
b. Teori neo klasik, berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Pelopor teori neo klasik ini, antara lain; Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia (studi Hawthorne), Douglas McGregor, menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila ia menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan, Vromm (1976) dengan teori harapan (ekspektasi), McClelland dengan teori prestasinya, dan Porte dan Lawler (1968) dengan teori yang dibangun atas dasar teori ekspektasi.
c. Teori modern, pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional, artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsinya bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya, tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan. Teori modern dengan pandangan sistem memandang organisasi itu terbuka (open system) dan kompleks. Tiga unsur pokok, yaitu analisis sistem, rancangan sistem, dan manajemen memberi petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan sistem.
Menurut Nanang Fattah (2002: 12) prinsip-prinsip manajemen penting dalam menentukan cara/ metode kerja, pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya, pemilihan prosedur kerja, menentukan batas-batas tugas, mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas, melakukan pendidikan dan latihan, dan menentukan sistem dan besarnya imbalan. Semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas, esiensi, dan produktivitas kerja.
Adapun prinsip-prinsip manajemen tersebut banyak dikemukakan oleh para ahli, namun pada hakikatnya memiliki kesamaan. Fayol mengemukakan sejumlah prinsip, yaitu; pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/ organisasi dari pada kepentingan pribadi, pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai skalar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat kelompok. Semua prinsip di atas dijadikan patokan dalam praktik manajerial yang memiliki orientasi tertentu. Berdasarkan orientasinya, dikenal 4 prinsip manajemen yaitu; manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan orang, manajemen berdasarkan struktur, dan manajemen berdasarkan informasi. ( Nanang fatah,2002: 13) .


KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH



A.        Pengertian Kepemimpinan
            Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berarti dalam tuntun , bimbing. Pemimpin berarti orang yang memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah yang beruhubungan dengan pemimpin. Dalam pengertian istilah kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi  dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai suatu tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya..
            Jadi kepemimpinan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membimbing, mengarahkan, mempengaruhi personil dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam suatu organisasi, kepemimpinan juga mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan pemimpin itu sendiri, seperti criteria seorang pemimpin yang baik, teori tentang pemimpin dan sebagainya.
            Pada hakikatnya kepemimpinan sangat erat kaitanya dengan :
·         Proses mempengaruhi atau member contoh dari pemimpin kepada pengikut dalam upaya memcapai tujuan organisasi. . File lengkap dapat diperoleh Download File Disini
·        

Sunday, January 28, 2018

RAPA-IE ( rapa-ii)

Rapa-ie is one of Aceh’s music  elements. It can be a part of traditional music.It can be a percussion. Rapa-ie is used by beaten, one hand arms the rapa-ie, and onother hand beats it following a traditional song and dancer. Nowadays, Rapa-ie is used in modern music. It becomes a part of modern musical instrument.

Rapa-ie is made by one who has a special skill  in making it.  He must be able to choose special wood and leather, than he must be able to process that wood and leather to be a good rapa-ie. Even one who able to make rapa ie also must be able to test that rapa-ie whether this rapa-ie has good sound or not.  Rapa-ie is made of a special wood.  In my village, It is usually made of jackfruit trunk. According to the specialist,  the jackfruit trunk is light, and it can make rapa-ie strong and long lasting. The most important thing that it can make the sound of rapa-ie nice to listen.

In addition, Rapa-ie is familiarly used at traditional dance like rapa-ie  saman dance. Rapa-ie saman dance is a dance that inclose rapa-ie as main instrument. This dance is played by 12 dancers. They have their own role.  Two dancer take a role as singers, and the others as dancers. The dancers each other arm rapa-ies. They beat and play rapa-ie as beautiful as they are possible. They dance following singing which is sung by two singers sitting behind them. The singers sing traditional song. Traditionally , the song is about praise to God ( Allah SWT) and apostle ( Muhammad SAW).




In this time, rapa-ie can be found in  dance studioes, schools, villages in Aceh. By the reason that those places have a resposibility to keep rapa-ie and rapa-ie dance existing in modern life.

Saturday, January 27, 2018

RINCONG ( RENCONG )



Rincong ( Rincong ) is a kind of weapon. It’s a native weapon from Aceh. Formerly, This weapon was used in aceh’s war against Netherland. Aceh’s Warrior darely armed and penetrated it to the enemy. Nowadays, it’s used as symbol by men in every ceremonial event in Aceh. For traveler who comes to Aceh, it can be a souvenir.



Rincong is a hand making. It’s made by  an hammersmith who has skill to design an interesting rincong. A rincong has two parts, Blade and handle. A Blade of rincong is can be made of silver, brass, metal, and gold. In addition, a handle of rincong can also be made of wood, gold, rootan, silver, metal, bone, and even tusk or horn. The size of rincong is various. It’s depend on who orders to make a rincong, or user. The average size of rincong is about 12 cms to 40 cms. The form of rincong is like an alphabet “f”.

However, according to writer,  the form or structure of rincong has a philosophy meaning. Because of the population of Aceh are moslem, the structure of rincong is like an Arabic words “bismi”, the handle of rincong seems as “ba”  (ب ) and the blade of rincong is like  Arabic alphabets  “ siin” (س ) and  “mim” ( Ù…  ).  Those alphabets  form a word “ bismi” ( ﺒﺴﻡ ), it means “ in the name of “ or “ in the name of God ( Allah)”. Next, we know that in the war situation,  those warriors of Aceh, with their weapons, hoped  that they fought their enemies, using rincong, getting bless by their God.

Nowadays, most of people of Aceh use rincong not for fighting again, they use it only in every native ceremonies, like wedding parties, opening ceremonies, etc. for travelers, they can collect rincong as souvenir. We can find Rincong in every  Aceh souvenir shops or Aceh galleries.



Friday, January 26, 2018

ACEH PROVINCE



Aceh is a provincy in Indonesia, located at the top of Sumatera island, nearby North Sumatera. It’s a friendly location, if you pay attention your eyes on google map, you just type aceh, I’m sure, no more than three seconds, it’s found.

People of Aceh are Friendly. They are also religious, but not fanatics. If you step on Aceh, They will serve you well and with full of smile. According to Statistics of Aceh Province, the amount of All population in 2017 is about 5.189.466 people.  Governor of Aceh now Drh. Irwandi Yusuf.

The capital city of Aceh is Banda Aceh. Aceh has 23 districs. They are:

No
Kabupaten/Kota
Ibu Kota Kabupaten
1
Kabupaten Aceh Selatan
Tapak Tuan
2
Kabupaten Aceh Tenggara
Kutacane
3
Kabupaten Aceh Timur
Idi Rayeuk
4
Kabupaten Aceh Tengah
Takengon
5
Kabupaten Aceh Barat
Meulaboh
6
Kabupaten Aceh Besar
Kota Jantho
7
Kabupaten Pidie
Sigli
8
Kabupaten Aceh Utara
Lhoksukon
9
Kabupaten Simeulue
Sinabang
10
Kabupaten Aceh Singkil
Singkil
11
Kabupaten Bireuen
Bireuen
12
Kabupaten Aceh Barat Daya
Blangpidie
13
Kabupaten Gayo Lues
Blang Kejeren
14
Kabupaten Aceh Jaya
Calang
15
Kabupaten Nagan Raya
Suka Makmue
16
Kabupaten Aceh Tamiang
Karang Baru
17
Kabupaten Bener Meriah
Simpang Tiga Redelong
18
Kabupaten Pidie Jaya
Meureudu
19
Kota Banda Aceh
Banda Aceh
20
Kota Sabang
Sabang
21
Kota Lhokseumawe
Lhok Seumawe
22
Kota Langsa
Langsa
23
Kota Subulussalam
Subussalam

The people of Aceh generally use Acehness as their mother language. But Actually, Aceh has many native languages. It’s according to districs and tribes.  They are Aceh, Gayo, Anuek Jamee, Kluet, Alas, Haloban, Devayan, Semeulue, and Tamiang.


Saturday, January 20, 2018

PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR INKUIRI TERBIMBING






Penerapan Pendekatan Belajar Inkuiri Terbimbing
( Diringkas Oleh: Zaman Hurri, S.Ag.M.Pd)




Menerapakan pendekatan belajar Inquiry Learning ini perlu adanya kreatifitas guru untuk menjadi pengarah atau sutradara dam beraktifitas dengan siswa. Menurut Paul Suparno menyebutkan bahwa “ inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru benyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri.”[1] Dalam bentuk inkuiri ini, guru sudah memiliki jawaban sebelumnya.  Sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Masalah yang diberikan oleh guru dan siswa memcahkannya sesuai dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru.
Model pembelajaran inkuiri adalah sesuatu yang sangat menantang dan melahirkan interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi untuk menurunkan, dan mengetes gagasan-gagasan baru. Sudah barang tentu hal tersebut melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur, kreatif, dan berpikir lateral.
Peran guru dalam inkuiri terbimbing dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan. Sehingga kesimpulan akan lebih cepat dan mudah diambil. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam ‘menemukan’ pengetahuan baru tersebut. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memang memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaanya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai  tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalm proses.[2]
  Langkah-Langkah  Pembelajaran Inquiri Terbimbing
Dalam penerapan pembelajaran Inquiry tidak lepas dari langkah-langkahyang harus ditempuh oleh guru, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaransesuai dengan tujuan. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
·       Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapatdicapai oleh siswa
·       Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
·       Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
·       Peran guru lebih dominan pada tahap ini.
       b.        Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Pada tahap ini guru dapat membimbing siswa, bila perlu guru yang menentukan masalah yang dibahas.
c.       Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Guru membimbing siswa dalam kegiatn ini, agar data yang dikumpul siswa tidak melenceng dari hipotesis.

e.       Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f.       Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.[3]




[1] Paul Suparno. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,2007) hal. 68
[2] Ibid,hal. 70
[3]Sanjaya, Wina. Dr..Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ..., hal. 201

PEMBELAJARAN INQUIRI (INQUIRY LEARNING)

Pembelajaran Inquiri (Inquiry Learning)
(di ringkas Oleh: Zaman Hurri, S.Ag. M.Pd)



            Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya.Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.[1]
Inquiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif[2].
                Menurut Slamento Pembelajaran Inquiri adalah:
Cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis”.[3]

            Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pemikirannya. Melalui inquiri siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang kemudian permasalahan tersebut diselesaikan melalui proses penelitian-penelitan data berdasarkan fakta yang ada sehingga akan tercermin suatu kesimpulan yang diterima secara ilmiah.
            Dari beberpa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiri merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada proses berpikir siswa secara logis, sistematis dan kritis, sehingga akan melahirkan suatu pola pemikiran yang ilmiah bagi siswa. Fokus utama dari pendekatan belajar ini adalah menyelesaikan masalah secara ilmiah.
Secara prinsipdan norma yang dikandung dalam metode Inquiry menurut Joyce and Weil adalah kerja sama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Selanjutnya menyatakan bahwa selama proses Inquiry siswa saling berinteraksi dengan lain dan juga dengan gurunya[4]. Siswa ditekankan pada kerja sama, dengan kata lain siswa dalam meyelesaikan masalah berada dalam kelompok, siswa berpikir dengan bebas dan mengeluarkan ide-ide dalam menyelesaikan masalah dan guru sebagai pembimbingnya. Hal ini sesuai dengn pendapat Roestiyah metode Inquiry merupakan: suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugasmeneliti suatu masalah ke kelas, siswa dibagi menjadi kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan[5]
Untuk mengaktifkan siswa dalam kelompok, masing-masing anggota dalam kelompok diberi tugas sesuai dengan funsinya masing-masing.Menurut Oemar Hamalik:
pelaksanaan Inquiry kelompok di dalam kelas dilaksanakan oleh kelompok-kelompok yang terdiri dari enam kelompok, masing-masing terdiri dari lima orang siswa, dan tiap anggota melakukan peran tertentu, yakni sebagai berikut:
a. Pemimpin kelompok
b. Pencatat (recorder)
c. Pemantau diskusi (discussion monitor)
d. Pendorong (prompter)
e. Pembuat rangkuman (summarizer)
f. Pengacara (advocate)[6]




[1]Herdian.Model Pembelajaran(online)(2012)http://herdy07.wordpress.com/model-pembelajaran-inkuiri/ diakses tanggal 22 Agustus 2012.

[2]Sanjaya, Wina. Dr..Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. ( Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008) hal. 302

[3]Slamento, Proses Balajar Mengajar Dalam Kredit Semester SKS (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hlm. 116

[4]Joyce and Weil, Models of Teaching. ( Prentice/ Hall International, 2006) , hlm. 57

[5]Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 75

[6]Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hlm. 221