Analisis SWOT dalam pengembangan KTSP
1. Kekuatan
Analisis kekuatan dan kelemahan dalam organisasi adalah analisis yang bersifat internal,setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan,kedu aspek ini harus teridentifikasi secara nyata untuk dapat di jadikan telaah dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya.Sedangkan kekuatan merupakan modal utama yang dapat di jadikan sebagai pendorong dalam mencapai tujuan organisasi.Kekuatan organisasi bisa dalam bentuk sumber daya manusia maupun sumber daya fasilitas dan sumber daya lain,seperti peraturan.visi.misi,motivasi kultur,dan iklim.Kekuatan yang dimiliki organisasi pendidikan merupakan modal dalam melaksankan seluruh perencanaan yang telah ditetapkan. Kekuatan ini disebut sebagai kekuatan yang bersifat organisatoris. Kekuatan oeganisatoris yang dimaksud adalah adanya rencana stratejik yang harus dilaksankan sebagai bagian dan rencana stratejik organisasi, dan organisasi dengan seluruh potensi yang dimilikinya, dianggap dapat merealisasinya.
2. Kelemahan
Sebagaimana di kemukakan sebelumnya,untuk mengetahuai aktifitas sebuah perencanaan yang bersekala besardan memiliki nilai strategis,perlu dilakukan analisis kekuatan,peluang dan tatangan,setelah dianalisis kekuatan yang dapat mendukung sebuah strategi pengembangan,maka perlu di lakukan analisis kelemahannya.Setelah teridentifikasi kekuatan secara signifikan dapat menerapkan komsep manajemen berbasis sekolah selanjutnya dikemukakan berbagai kemungkinan kelemahan-kelemahannya.Kelemahan-kelemahan ini beragam sifat dan cendrung mengalami kesulitan dalam memecahkannya tampa ada kesadaran berbagai pihak dalam melihat pendidikan sebagai sector strategis.
Sebagaimana di kemukakan sebelumnya,untuk mengetahuai aktifitas sebuah perencanaan yang bersekala besardan memiliki nilai strategis,perlu dilakukan analisis kekuatan,peluang dan tatangan,setelah dianalisis kekuatan yang dapat mendukung sebuah strategi pengembangan,maka perlu di lakukan analisis kelemahannya.Setelah teridentifikasi kekuatan secara signifikan dapat menerapkan komsep manajemen berbasis sekolah selanjutnya dikemukakan berbagai kemungkinan kelemahan-kelemahannya.Kelemahan-kelemahan ini beragam sifat dan cendrung mengalami kesulitan dalam memecahkannya tampa ada kesadaran berbagai pihak dalam melihat pendidikan sebagai sector strategis.
Nurkolis ,(2008;142) mengemukakan bahwa: Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program di sekolah adalah berbagai pihak yang terkait harus bekerja lebih banyak dari pada sebelumnya,kurang efesian (kegiatan dalam jangka pendek),kinerja sekolah yang tidak merata,meningkatnya kebutuhan pengembangan staf.terjadinya kebingungan karena peran dan tanggung jawab baru,kesulitan dala melakukan koordinasi dan masala akutanbilitas.
Dari kutipan terseebut diatas diasumsikan bahwa masalah lain yang muncul pada otoritas pengambilan keputusan.Sekolah mengingikan dimilikinya otritas dalam pengambilan kerputusan,numun pemerintah daerah sering kali tetap menginginkan otoritas berada di pihaknya.Penghambat lain yang sering timbul adalah kurangnya pengetahuan berbagai pihak tentang bagai mana penerapan strategi pengembangan KTSP dapat terlaksana dengan baik.Juga masalah kurang ktrampilan untuk mengambil keputusan,ketidak manpuan dalam berkomunikasi,kurangnya kepercayaan antar pihak,ketidakjelasan peraturan tentang kterlibatan masing-masing pihak,dankeengganan para administrator dan guru untuk memeberikan kepercayaan kepada pihak lain dalam mengambil keputusan.Pemecahan masalah kegagalan diatas merupakan tanggung jawab semua pihakn yang terlibat dalam menerapkan program di sekolah. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan dalam mensukseskan program, mula-mula sekolah harus mensesuaikan program sesuai dengan kondisi sekolah tuntutan pembangunan dan lingkungannya, serta mampu memberikan kepuasan bagi pengguna jasa pendidikan ,sehingga dalam menjalankan program kepala sekolah harus membuat perencanaan dan agenda berdasarkan persetujuan dan kesepakatan dengan personil-personil yang terlibat dalam perumusan dan penerapan program, dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan asas musyawarah untuk mufakat, dan transparansi yang harus dilandasi dalam menjalankan program- program harus dilakukan secara serius karena melibatkan waktu yang cukup lama, tenaga dana dan pikiran.
3. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam menerapkan strategi pengembangan KTSP sekolah, bersifat beragam namun terkait erat dengan isu aktual yang berklaitan dengan konteks pendidikan menjadi isu yang telah mempenguruhi opini masyarakat tentang pendidikan.Isu-isu itu umpamanya antara lain tentang desentralisasi pendidikan,otonimi daerah,otonomi kepala sekolah,pembiayaan pendidikan,dan mutu pendidikan.
1). Desntralisasi pendidikan Penerapan manajemen berbaisis sekolah adalah sebuah keharusan yang tidak.Penerapan manajemen berbaisis sekolah dari sebatas anjuran menjadi sebuah keharusan,akan memberikan keuntungan bagi sistem penyelenggaraan pendidikan sehingga setiap sekolah dapat mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-maising. Khairuddin,dkk (2006:104) mengatakan :
Desentralisasi pendidkan merupakan tatangan tersendiri bagi dunia pendidikan.Dunia pendidikan saat ini telah memakai kebijakan desentraliasi pendidikan, sebagai upaya untuk mendorong terciptanya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tentang. Pengelola dan penanggung jawab pendidikan menjadi tertantang untuk dapat meningkat kan kinerja dengan menjadikan desentralisasi pependidikan sebagai modal dasar dalam mengoprasionalkan manajemen persekolahan.
2). Otonomi sekolah
Diberlakunya otonomi sekolah,telah merobah dinamika sekolah secara menyeluruh.Personil sekolah secara aktif bahka proaktif dalam menetukan berbagai kebijakan untuk kepentingan sekolah,seperti adanya komite sekolah yang secara langsung terlibat dalam berbagai kebijakan sekolah,walaupun keterlibatan itu bersifat propersional.
Manajemen pendidikan berbasis sekolah,memang menuntut diberlakukannya otonomi sekolah agar sekolah dapat mengelola dirinya secara mandiri,kreatif, dinamis, memiliki inisiatif dan inovatif dalam menjacapai tujuan sekolah.
3). Otonomi kepala sekolah
Pemberian otonomi kepala sekolah,sebagai kosekuensi otnomi sekolah, mengharuskan kepala sekolah meningkatkan kemanpuan intelegensi manajerialnya.otonomi sekolah secara terang-terangan menbutuhkan kepala sekolah yang terampil memanfaatkan kecerdasan intelegensi manajerialnya.Sagian,(2007:29) mengatakan :
Intelegensi manajerial adalah kecerdasan memimpin dan terampil mengelola Organisasi,dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada atau yang tersedia, sehingga dengan seluruh perangkat yang dimiliki organisasi menciptakan sinerjik,diarahkan untuk menuju kepada pencapaian tujuan organisasi secara maksimal dan optimal.
Otonomi diberikan kepada kepala sekolah,merupakan tantang yang mengharuskan kepala sekolah melakukan perubahan dalam meminpin.Jika selama ini kepala sekolah hanya sebagai pelaksana kebijakan dan satuan atasan,saat ini harus mampu memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada untuk kepentingan sekolah.Bahkan merupakansuatu keharusan agar kepala sekolah mencari sumber daya yang lain dengan melakukan kerja sama dengan siapa saja,terutama dengan masyarakat yang tergabung dengan komite sekolah dan dunia usaha.sebagai tantangan,pemberian otonomi itu menuntut kepala sekolah yang memiliki wawasan yang luas.
4). Pembiayaan pendidikan
Implikasi diterapkannya manajemen pendidikan berbasis sekolah ,adalah pemberian wewenang kepada sekolah untuk mengelola dana sendiri.Sekolah di beri wewenang untuk mencari dana dan megunakannya dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi.Dengan kewenagan tersebut,maka setiap sekolah berupaya memperoleh dana dari masyarakat (orang tua peserta didik) maupun anggota masyarakat dan dunia usaha tetapi bersifat tidak mengikat. Keberasilan sekolah mendapatkan bantuan dari warga masyarakat, merupakan upaya yang dapat mengurangi pengeluaran dana sekolah.Dana tersebut dapat digunakan untuk kepentingan lain .yang meningkatkan aktivitas sekolah.
5). Mutu dalam Pendidikan
Pencapaian tujuan sekolah yang sesuai dengan tuntutan kinerja sekolah, disebut sebagai proses mutu.Mutu proses akan menghasilkan mutu hasil atau produk, dan untuk mendapatkan proses dan hasil yang bermutu,diperlukan adnya upaya dari manjemen sekolah untuk memenuhi tuntutan mutu,karena memang itulah yang menjadi harapan dan keinginan masyarakat pengguna jasa pendidikan.Keinginan masyarakat terhadap pendidikan yang bermutu merupakan tantangan bagi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu Pretasi yang diraih sekolah sebagai akibat dari proses balajr mengajar dan manajemen sekolah yang baik berupa keluaran prestasi akademik,maupu komponen kemanpuan non akademik.Ouput akademik seperti; hasil ujian nasional,lomba mata pelajaran.lomba karya ilmiah remaja.Sedangkan ouput non akademik misalnya, kerajinan,prestasi olah raga,kesenian,kepramukaan.
4. Peluang
Peluang di sekolah dapat dilihat dari keinginan pemerintah memberikan otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah dan sekolah dalam memenuhi kebutuhannya sebagai bagian dari diterapkannya otonomi pendidikan dan otonomi sekolah. Otonomi pendidikan bearti otonomi yang di berikan kepada sekolah untuk mengurus dirinya sendiri tampa harus keluar dari koridor sistem pendidikan nasional.
Khairuddin,dkk (2006:97) mengatakan:Adanya otonomi sekolah maka peluang bagi setiap sekolah untuk dapat menjalankan misinya dapat terealisir tampa harus tergantung dan terikat secara biroktratis denga dengan satuan atasannya.Hal ini adalah peluang yang memungkimkan setiap kepala sekolah,tertama kepala sekolah berstatus negeri untuk mengembangkan kreativitasnya secara inovatif dengan inisiatif yang tinggi.
Peluang lainya yang diperoleh dengan diterapkannya manajemen pendidikan berbasis sekolah,adalah masyarakat melalui komite sekolah dapat dimanfaatkan untuk mnecari pepecahan masalah,namun,komite sekolah dapat dimanfaatkan untuk mneyutujui dam memberiakan rekomendasi terhadap perencanaan sekolah, sekaligus memudahkan sekolah untuk merealisasinya. Hal ini yang dapat dilihat sebagai peluang adalah,isu globa tentang pendidikan ,isu global itu menyangkut dengan perlunya demokratisasi di mulai dari sekolah.Isu ini mengharuskan lembaga pendidikan menerapkan nilai-nila demokrasi dalam pendidikan.Khairuddin,dkk ( 2006;97 ) mengemukakan yang dimaksud dengan nilai-nilai demokrasi anatara lain adalah:
1. Sekolah harus lebih terbuka kepada pelanggan atau pengguna jasa
2. Menpermudah akses bagi siapa saja untuk mnehetahui kebijakan sekolah secara oprasional
3. Melakukan pendekatan denagan dunia usaha
4. Mengetahui keburtuhan dan kepetingan stakeholders
5. Beririentasi pada akuntabilitas publik
6. Trasparan dalam menggunakan dana pendidikan sekolah
7. Berorientasi pada pemuasan lapangan atau pengguna jasa pendidikan
8. Menjadikan stakeholders diri untuk melakukan perobahan
Sekolah-sekolah harus dibiasakan manpu mencari peluang dan mengindentifikasi peluang itu secara kreatif.Peluang sekolah dalam menerapkannya, akan berasil jika mareka menperoleh berbagai informasi.Strategi yang dilakukan adalah dengan mendorong kepala sekolah beserta sumber daya lainnya agar memaksimalkan peluang itu. Mtivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya,serta mempunyai kesempatan untuk berkembang dalam rangka meningkatkan kemanpuannya.