1.
Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa, kata “manajemen” berasal dari bahasa latin
yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan dan “agere” yang berarti
melakukan. Kata- kata tersebut digabung menjadi kata kerja “managere” yang
artinya menangani. Dalam bahasa Inggris “managere” dalam bentuk kata kerja
yakni “to manage” dan kata benda management”, dan “manager” untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi “manajemen” atau “pengelolaaan” (Husaini Usman, dalam
http//www.dunianita.blogspot.com)
Sedangkan dari segi istilah manajemen
berarti proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dengan
menggunakan sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan ( siswanto, 2006 : 12
). Selanjutnya ada beberapa pendapat
para ahli yang mendifinisikan tentang manajemen. Nanang
Fattah (2002: 9 ) mendefinisikan manajemen sebagai
ilmu, kiat dan profesi. Manajemen dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick ( Nanang Fattah 2002: 7 ) karena manajemen dipandang sebagai suatu biang pengetahuan yang
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Menurut prof. Dr. H. Arifin abdulrachman (
2006 : 43 )dalam
buku kerangka pokok- pokok management dapat diartikan :
a. Kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas
b. Proses, yakni kegiatan dalam
rentetan urutan- urutan;
c. Insitut/ orang – orang yang melakukan
kegiatan atau proses kegiatan-kegiatan
Dari pengertian diatas
dapat disimpulakan bahwa manjemen berarti
suatu aktifitas yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan yang melibatkan sumber daya manusia dan
prosedur untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
2.
Teori Manajemen Dan Prinsip Manajemen
Menurut Nanang Fattah (2002 : 11)
teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku
organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan
(satisfaction). Karakteristik teori manajemen secara garis besar dapat
dinyatakan:
a) mengacu pada pengalaman empirik,
b) adanya keterkaitan antara satu teori dengan dengan teori yang
lain,
c) mengakui kemungkinan adanya penolakan.
Dalam perkembangan
teori manajemen, dikenal tiga teori manajemen, yaitu; teori klasik, tori neo
klasik, dan teori modern. Di kutip dari buku karangan Nanang Fattah (2002: 22-32) menjelaskan bahwa :
a. Teori
klasik, berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional,
berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Beberapa pelopor
teori klasik antara lain; Frederik W Taylor (1956-1915) dengan teori manajemen
ilmiah (scientific management), Henri Fayol (1916) dengan teori 5 pedoman
manajemen, Gulick dan Urwick (1930) dengan teori akronim POSDCORB, dan Max
Weber (1947) dengan teori birokrasinya.
b. Teori
neo klasik, berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan
mengaktualisasikan dirinya. Pelopor teori neo klasik ini, antara lain; Elton
Mayo dengan studi hubungan antar manusia (studi Hawthorne), Douglas McGregor,
menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila ia menaruh
perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan, Vromm (1976)
dengan teori harapan (ekspektasi), McClelland dengan teori prestasinya, dan
Porte dan Lawler (1968) dengan teori yang dibangun atas dasar teori ekspektasi.
c. Teori
modern, pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional,
artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dan mengambil
keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsinya bahwa orang
itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya, tindakannya yang
semuanya bergantung pada lingkungan. Teori modern dengan pandangan sistem
memandang organisasi itu terbuka (open system) dan kompleks. Tiga unsur pokok,
yaitu analisis sistem, rancangan sistem, dan manajemen memberi petunjuk dalam
mengoperasionalkan pendekatan sistem.
Menurut Nanang Fattah (2002: 12)
prinsip-prinsip manajemen penting dalam menentukan cara/ metode kerja,
pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya, pemilihan prosedur kerja,
menentukan batas-batas tugas, mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas,
melakukan pendidikan dan latihan, dan menentukan sistem dan besarnya imbalan.
Semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas, esiensi, dan produktivitas
kerja.
Adapun prinsip-prinsip manajemen
tersebut banyak dikemukakan oleh para ahli, namun pada hakikatnya memiliki
kesamaan. Fayol mengemukakan sejumlah prinsip, yaitu; pembagian kerja,
kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando,
kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/ organisasi dari pada
kepentingan pribadi, pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai skalar,
tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat
kelompok. Semua prinsip di atas dijadikan patokan dalam praktik manajerial yang
memiliki orientasi tertentu. Berdasarkan orientasinya, dikenal 4 prinsip
manajemen yaitu; manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan orang,
manajemen berdasarkan struktur, dan manajemen berdasarkan informasi. ( Nanang fatah,2002: 13) .