Showing posts with label Ulasan. Show all posts
Showing posts with label Ulasan. Show all posts

Monday, February 15, 2021

Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning

 

Konsep Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching Learning

( Diisusun oleh: Zaman Hurri, S.Ag.M.Pd)

 

Seperti yang sudah dijelaskan terdahulu bahwa pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang memungkinkan dikembangkannya strategi belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu siswa menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk siswa belajar dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.

Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara penyelesaiannya.

Dalam hal ini siswa perlu mengerti makna belajar dan manfaatnya bagi kehidupan dan bagaimana cara mencapainya. Mereka harus sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya. Sehingga mereka dapat menempatkan diri sendiri untuk membekali diri di dalam hidupnya. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mencapainya. Dalam upaya ini, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Pembelajaran kontekstual/CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yang efektif, yaitu konstruktifisme (constructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment)[1]

Di kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru lebih banyak berkaitan dengan strategi daripada memberi informasi, mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Pengetahuan dan keterampilan dapat ditemukan oleh siswa, bukan dari apa kata guru. Pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang mendekatkan pengetahuan yang diperoleh siswa dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual mempunyai tujuh komponen yang terintegrasi dalam suatu rencana pembelajaran.

Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan , kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi. Untuk itu diperlukan strategi belajar yang baru yang lebih memberdayakan siswa. Melalui landasan filosofis konstruktivisme, CTL dipromosikan menjadi alternative strategi belajar yang baru. Melalui pendekatan CTL , siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami” bukan “menghafal”.[2]. Ada beberapa komponen yang berkaitan dengan CTL sebagai berikut :

 

a.         Konstruktivisme

Teori belajar tentang konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus membangun pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan dapat dikuasai dengan baik jika siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuannya

di dalam pikirannya. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir atau filosofis pendekatan kontekstual. Kontekstual yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan bukan seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Oleh karena itu pengetahuan menjadi proses mengkontruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi lebih diutamakan daripada seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:

1.      menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,

2.      memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri,

3.      menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

 

b.        Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil menemukan sendiri. Guru selalu merangsang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajukan. Siklus inquiry yaitu merumuskan masalah, observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan penyimpulan.

Adapun langkah-langkah kegitan belajar dalam kegiatn menemukan           ( inquiri) adalah sbb :

a.    Merumuskan masalah.

b.    Mengamati atau melakukan observasi.

c.    Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar laporan, bagan, tabel, atau karya lainya.

d.   Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain.

 

c.         Bertanya (Questioning)

Questioning atau bertanya adalah salah satu strategi pembentukan pendekatan kontekstual. Bagi guru, bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, membimbing dan menilai kemampuan siswa. Bagi siswa, bertanya merupakan kegiatan penting dalam melaksanakan pembelajaran

berbasis inquiry.

Dalam sebuah pembelajaran yang produtif, kegiatan bertanya berguna untuk :

a.    Menggali informasi baik administrasi maupun akademis.

b.    Mengecek pemahaman siswa.

c.    Membangkitkan respons kepada siswa.

d.   Mengetahui sejauh mana keingintauhan siswa.

e.    Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.

f.     Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.

g.    Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.

h.    Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.

i.      Untuk menyegarkan kembali pengetahuan.

 

d.        Permodelan (Modelling)

Modelling atau permodelan adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan untuk membahasakan gagasan yang kita pikirkan, mendemonstrasikan bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu selalu ada model yang dapat dicontoh dan diamati siswa. Guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar” misalnya guru member contoh tentang cara belajar sesuatu, sebelum siswa melaksanakan tugas.

Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirangsang dengan melibatkan siswa-siswa ditunjuk untuk memberi contoh temannya mendemonstrasikan keterampilan.

 

e.         Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing dengan teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Dalam kelas kontekstual guru selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya heterogen.

Praktik motode ini dalam pembelajaran terwujud dalam :

a.    Pembentukan kelompok kecil

b.    Pembentukan kelompok besar.

c.    Mendatangkan ahli ke kelas.

d.   Bekerja dengan kelas sederajat.

e.    Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.

f.     Belajar dengan masyarakat.

 

f.          Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan. Siswa menyimpan apa yang telah dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengatahuan yang baru diterima. Implementasi pada akhir pembelajaran guru memberi waktu sebentar agar siswa melakukan refleksi berupa:

1.      peryataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu,

2.      catatan atau jurnal di buku siswa,

3.      kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,

4.      diskusi,

5.      hasil kerja.

 

g.         Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberi gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran itu perlu diperoleh guru agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. Apabila data yang dikumpulkan guru untuk mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar.

Penilaian dilakukan bersama secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan harus dari kegiatan yang nyata yang dikerjakan siswa pada proses pembelajaran. Jika guru ingin mengetahui perkembangan siswa, maka guru harus mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat siswa melakukan kegiatan atau percobaan. Penilaian autentik didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Karakteristik penilaian sebenarnya dilakukan sebagai berikut.

1.      Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran

2.      Dapat digunakan untuk formatif atau sumatif

3.      Yang diukur adalah keterampilan dan performannya bukan mengingat fakta

4.      Berkesinambungan

5.      Terintegrasi

6.      Dapat digunakan sebagai feed back[3]

 



[1] Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta. Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas.2002) hal. 10

[2] Yatim Riyanto, Paradigma baru …, hal. 161

[3] Nurhadi. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) dan Penerapannya dalam KBK.( Malang: Universitas Negeri Malang Press. 2003) hal. 23-27

 

Sunday, February 14, 2021

Vegetasi dan Analisis Vegetasi

 

   Vegetasi dan Analisis Vegetasi



1.                  Vegetasi

Vegetasi merupakan salah satu macam sumber yang paling erat hubungannya dengan kehidupan manusia dan hewan  di seluruh dunia. Untuk mempertahankan  kondisi kualitas lingkungan hidup manusia, vegetasi atau tumbuhan harus tetap dominan dimana-mana. Mueller- Dombois dan Ellenberg menjelaskan “ Komunitas tumbuhan merupakan indikator dari kedaan linkungan. Komunitas tersebut bereaksi bukan saja terhadap satu faktor lingkungan  yang paling berinteraksi. Komunitas tumbuhan mengintegrasi semua pengaruh dan bereaksi dengan berbagai tekanan perubahan   lingkungan.”[1]

Komunitas tumbuhan merupakan produsen primer dalam berbagai ekosistim yang menetukan keanekaragaman jenis yang dapat hidup didalamnya. Karena itu, pengetahuan dan pengkajian yang rinci tentang strukur dan komposisi tumbuhan suatu daerah sangat penting untuk memahami hubungan antara berbagai tingkat organisasi pada suatu ekosistem.

Ekosistem merupakan satuan fungsi dasar dalam ekologi kerena ekosistim meliputi makhluk hidup dan lingkungan organisasi ( komunitas biotik ) dan linkungan abiotik, masing-masing saling berinteraksi untyuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan. Keselarasan dan keserasian alam di bumi ini.[2]

2.                  Analisis Vegetasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan  menganalisa tumbuh-tumbuhan dalam suatu lingkungan atau ekosistem meliputi kegiatan menemukan indeks keanekaragaman jenis, indeks simillarity, Nilai penting dari jenis tumbuhan, komposisi jenis dan dominasi suku jenis.

2.1.Indeks Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis dapat dihitung untuk menandai jumlah jenis dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah jenis diantara jumlah total individu dari seluruh jenis yang ada, hubungan dapat dinyatakan sebagai indeks keanekaragaman jenis. Jumlah jenis dalam suatau komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keanekaragaman jenis tampaknya bertambah bila komunitas menjadi semakin stabil, akan tetapi bila terjadi gangguan-gangguan linkungan, maka akan terjadi penurunan yang nyata dalam keanekaragaman.[3]

Setiadi dan Tjondronegoro menyatakan “Keanekaragaman jenis tumbuhan dari suatu komunitas dikendalikan oleh faktor lingkungan seperti habitat yang mempunyai potensi untuk mendukung jumlah setiap jenis tumbuhan. Perkembangan tumbuhan di dalam berbagai komunitas pada ekosistem merupakan hasil dari suatu proses suksesi yang berjalan sangat lambat”.[4]

            Komunitas  setiap tempat dapat dianalisis berdasarkan pada perubahan lokasi atau ketinggian tempat di suatu lokasi. Umumnya makin curam suatu tempat, maka makin besar perbedaan antar komunitas yang bersangkutan. Michael menjelaskan bahwa :

“Perbandingan antara jumlah jenis dan total jumlah individu di dalam suatu komunitas dikenal sebagai keanekaragaman jenis atau species diversity. Ini erat hubungannya dengan stabilitas lingkungan yang bersangkutan dan berbeda-beda untyk setiap komunitas. Mengenai keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas adalah sangat penting dalam menetukan kerusakan yang terjadi”[5].

 

            Sebagai komunitas tumbuhan memiliki ciri khas yang dapat diukur dan dipelajari antara lain keanekargaman jenisnya, bentuk pertumbuhan dan strukturnya , dominasi beberapa jenis di dalamnya, kelimpahan relatif dari jenis yang berbeda, hubungan jenis-jenis makanan dan suksesi dari komunitas. Selain itu aspek penting dalam ekologi suatu komunitas yaitu dengan cara mengumpulkan data kualitatif, dan .mengkaji data struktur tegakan komposisi dan tingkat organisasi dari komunitas.[6]

 

2.2.Indeks Simillarity ( Kesamaan )

Indeks kesamaan digunakan untuk membandingkan kesamaan jenis yang ditemukan suatu musim dengan musim yang lain. [7] Indeks-indeks  kualitatif sering kali gagal memperlibatkan keberadaan suatu asosiasi bilamana sedikit sampel yang mengandung sejumlah besar dua jenis yang hadir bersamaan, dan sejumlah besar sampel dimana hanya satu diantara dua jenis yang hadir. Dalam kasus yang ekstrim ini suatu indeks yang didasarkan pada total kedua jenis yang hadir bersamaan sebagai suatu proporsi dari jumlah total individu.[8]

 

2.3.Nilai Penting ( NP )

Menurut Krebs “Nilai dai kerapatan relative, dominasi relative, dan frekwensi relative dijumlahkan untuk memperoleh nilai penting tiap-tiap jenis.[9] Nilai penting tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

 

NP=KR + FR + DR

Keterangan :

NP   = Nilai Penting

KR  = Kerapatan relative

FR   = Frekwensi relative

DR  = Dominasi Relatif.[10]

            Agar nilai penting dapat ditafsirkan maknanya maka nilai tersebut perlu diklasifikasikan atas tiga kelompaok yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam perhitungan ini digunakan rumus :

NT    + NTR

3

 


NP =

Keterangan :

NP  = Nilai Penting

NT  = Nilai penting Tertinggi

NTR= Nilai Penting Terendah[11]



         [1] Muller-Dombois dan Ellenberg, Aims and Methode…Hal:280

 

          [2] Odum, E.P. Dasar-Dasar….hal. 43

 

[3] Michael.P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan…Hal:244

 

[4] Setiadi dan P.D. Tjondronegoro, Dasar-dasar Ekologi,.( Bogor: IPB. 2009) Hal:80

 

[5] Michael.P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan…Hal:250

 

[6] Setiadi dan P.D. Tjondronegoro, Dasar-dasar …Hal:85

 

[7] Heddy.S, Biologi Pertanian,.( jakarta: CV. Rajawal,2005),Hal:16

[8] Michael.P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan…Hal:255-276

 

            [9] Kreb, CJ, Ecology: The Experiment Analysis of Distribution and Abudance.(New York: Haper & Row Publisher, 1978) Hal:389

 

           [10] Cox. GW: Laboratory Manual of General …Hal:37

      [11] Djufri. Penentuan Pola Distibusi , Asosiasi Dan Interaksi…, hal. 3

 

PENGERTIAN, JENIS TANAMAN HIAS DAN CARA MERAWAT

                 PENGERTIAN, JENIS TANAMAN HIAS

DAN CARA MERAWAT


Tanaman hias merupakan tanaman yang mencakup semua tumbuhan, baik yang berbentuk terna, merambat, tumbuhan semak, tumbuhan perdu, ataupun tumbuhan pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias  ruangan, upacara, komponem riasan/busana, ataupun sebagai komponem karangan bunga.[1] Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah,batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai tanaman hias.[2]

Dalam arsitektur lansekap, bentuk dan penempatan tanaman hias menjadi pertimbangan yang penting. Isu lainnya yang penting dalam tanaman hias adalah habitat alami yang disukai tumbuhan tersebut serta bentuk tajuk yang dimilikinya. Dalam pengertian ini, tanaman hias dapat mencakup pula tanaman tepi jalan serta tanaman penaung (di ruang terbuka).Pengertian lain adalah Tanaman hias adalah tanaman yang dipergunakan sebagai dekorasi baik ruangan ataupun luar ruangan.[3]

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang berupa terna, perdu, semak, tumbuhan merambat atau pepohonan yang sengaja ditanam atau dirawat untuk keperluan keindahan, dekorasi, dan perlindungan, baik berada didalam ruangan ataupun diluar ruangan.

Banyak tanaman hias yang dapat dijumpai disekitar kehidupan manusia. Tanaman hias terdiri dari berbagai jenis tumbuhan, dalam situs amiere.multiply.com yang diposting oleh Andi Amirullah  menyebutkan nama-nama tanaman hias sebagaimana disebutkan dalam tabel  berikut:

Tabel 2.1: Nama-Nama Tanaman Hias

NO.

NAMA DAERAH

NAMA LATIN

1

-

Aechinea sp.

2

-

Aglaonema sp.

3

AIR MANCUR

Jakobinia cornea

4

AIR MATA PENGANTIN

Antigonon leptosus

5

ALAMANDA

Allamanda cathartica

6

ALOKASIA

Alocasia sp.

7

ANYELIR

Dianthus caryophyllus

8

ARAIRUT

Marantha arundinacea

9

BAMBU KUNING

Bambusa vulgaris

10

BAKUNG

Cainum asiaticum

11

BEGONIA RAMBUT

Ciscus bicolor

12

BEGONIA REX

Bigonia sp.

13

BINTANG BUNI

Crytanthus sp.

14

BUNGA ANGSA

Aristolochia sp.

15

BUNGA HARUMSARI

Buddleja asiatica

16

BUNGA BOKOR

Hydrangea hortensis

17

BUNGA KANA

Canna indica

18

BUNGA KUPU-KUPU

Bauhinia purpurea

19

BUNGA KANCING

Gomphrena globosa

20

BUNGA KUKU MACAN

Mucuna bennetii

21

BUNGA MATAHARI

Helianthus annus

22

BUNGA MENTEGA

Taberna emontana coronaria 

23

BUNGA PUKUL EMPAT 

Mirabilis jalapa

24

BUNGA TIGA HARI

Brunfelsia ansericana

25

BUGENVIL

Bougainvillea spectabilis

26

BUNGUR

Lagerstroemia indica

27

CEMPAKA

Michelia champaka

28

CENTE

Lantana camara

29

COCOR BEBEK

Kalanchoe pinnuta

30

DAUN BELUDRU

Gynura aurantiaca

31

DAUN PANAH

Syngonium albolineatum

32

DAUN SAPUTANGAN

Maniltoa grandiflora

33

DAUN ZEBRA

Zebrina pendula

34

DILEM

Coleus sp.

35

DRASENA

Dracaena sp.

36

DURANTA

Duranta erecta

37

DURI CANGKANG

Opuntia schumanii

38

EKOR CENDRAWASIH

Phylanthus alternifolia

39

EKOR KELEDAI

Sedum morgalianum

40

EKOR MUSANG

Lycopodium carinatum

41

KERE PAYUNG

Filicium decipiens

42

FLAMBOYAN

Delonix regia

43

GLADIOL

Gladiolus hortulanus

44

GLOXINIA

Gloxinia speciosa

45

HANDELEUM

Graptohylum pictum

46

HANJUANG

Cordylin sp.

47

HERBRAS

Gerbera jamesonii

48

HOMALOMENA

Homalomena rubra

49

JARAK

Jatropha multifida

50

KALATEA

Calathea sp.

51

KASTUBA

Euphorbia pulcherrima

52

KECUBUNG

Dafura metel

53

KELADI HIAS

Caladium sp.

54

KEMBANG BULAN

Tethonia diversifolia

55

KEMBANG EMAS

Stephanotis floribunda

56

KEMBANG MERAK

Caesalpinia pulcherrima

57

KEMBANG PITA

Storophanthus grandiflora

58

KAMBOJA PUTIH

Plumeria alba

59

KEMBANG SEPATU

Hibiscus rosasinensis

60

KEMBANG SOKA

Ixora coccinea

61

KEMBANG SUNGSANG

Gloriosa superba

62

KEMUNING

Muraya paniculata

63

KOL BANDA

Pisonia alba

64

KOREOPSIS

Coreopsis sp.

65

LANDEP

Barleria crisfota

66

LIDAH MERTUA

Sanseviera trifasciata

67

LILI PARIS

Chlorophytum sp.

68

MAWAR

Rosa hybrida

69

MELATI

Jasminum sambac

70

MIYANA MANGKUK

Iresina herbstii

71

MONSTERA

Monstera deliciosa

72

NONA MAKAN SIRIH

Clerodendrum sp.

73

NUSA INDAH

Musaena ahphillippica

74

OHNA

Ochna kirkii

75

OLEANDER

Nerium olender

76

PACAR

Impatiens balsamina

77

PACAR CINA

Agloia odorata

78

PACING

Costus sp.

79

PALEM AUSTRALIA

Normanbya normanbyi

80

PALEM BAMBU

Chamaedorea erumpius

81

PALEM BAMBU

Mascarena sp.

82

PALEM BOTOL

Revaogehaganii

83

PALEM EKOR IKAN

Caryota mitis

84

PALEM PILIFINA

Veitchia philippinensis

85

PALEM JARI

Rhapis excelsa

86

PALEM KIPAS

Livistona rotundifolia

87

PALEM KUNING

Chrysalidocarpus lutescens

88

PALEM KOL

Licuala grandis

89

PALEM MERAH

Cyatostachys lakka

90

PALEM RAJA

Roystonea regia

91

PAKU PELANDUK

Pteris ensiformis

92

PANDAN HIAS

Pandanus dubius

93

PINANG IRISAN

Ptychosperma macorthurii

94

PINANG MONYET

Areca vestiara

95

PINANG TUTUL

Pinanga densiflora

96

PISANG HIAS

Heliconia Collinsiana

97

POHON BAHAGIA

Dieffenbachia sp.

98

POHON SAPUTANGAN

Browned sp.

99

PORTULAKA

Portulaca grandiflora

100

PRIMULA

Primula denticulata

101

PUCUK EMAS

Galphinia gracilis

102

PULKRA

Kaemferia pluchra

103

PURING

Codeaum variegatum

104

RANE

Selaginella plana

105

SAMBANG

Lapsia spinosa

106

SAMBANG COLOK

Aerva sp.

107

SELANDANG DARAH

Hemigraphis alternata

108

SELANDANG PUTIH

Spathiphylum cannaefalium

109

SENDUDUK

Melastoma malabathricum

110

SERUNI

Wedelia montana

111

SIRIH BELANDA

Scindapsus aureus

112

SIRIH GADING

Rhaphidophora aurea

113

SIRIH HIAS

Peperomia sanderii

114

SUJI

Pleomele angustifolia

115

TANAMAN LURIK

Geogenanthus undatus

116

TANAMAN MOSAIK

Fittonia sp.

117

TANAMAN PERAK

Pilea cadierei

118

TAPAK DARAH

Catharanthus rosea

119

TATAROMPETAN

Ipomoea tripida

120

TERATAI KECIL

Nymphaea lotus

121

TEROMPET GADING

Randia maculata

122

VERBENA

Verbena laciniata

123

 VIOLCES

Saintpaulia ionantha

124

 WANGA

Pigafetta filaris.[4]

 

B.                Merawat Tanaman Hias

Untuk menjaga tanaman hias tetap baik, maka perlu ada perawatan tanaman hias tersebut. Perwawatan tanaman hias pada pekarangan sekolah dapat dilakukan oleh para siswa, atau oleh penajaga sekolah atau tukang taman yang digaji tersendiri dari sekolah. Ada pun tips dan trik merawat tanaman hias menutur situs online Smktidadahagreenschool antara lain:

a.       Menyiram

Menyiram tamanan 2x sehari pada pagi dan sore hari

b.      Pemupukan

Harus dilakukan dengan dosis yang tepat. Frekuensi pemupukan yang disarankan adalah sebulan sekali dengan pupuk yang digunakan NPK dan urea. Pupuk daun juga bisa diberikan sebulan tiga kali.

c.       Penyiangan atau Pemangkasan

Penyiangan dilakukan setiap hari. Terutama jika terlihat adanya gulma (tanaman liar) di media tanam. Untuk menghindari gulma disarankan untuk memberi lumut di permukaan media tanam. Pemangkasan batang, cabang, ranting, dan daun yang sudah layu.

d.      Pengendalian Hama dan Penyakit

Cara mengendalikan dengan cara menyemprotkan insektisida. Hewan pemeliharaan seperti anjing, kucing, atau ayam juga bisa jadi hama bagi tanaman.

Nah ada pun tips dan trik untuk mengiasi taman antara lain:

·         Kita bisa menambahkan dekoratif  seperti batu alam, patung, pot bunga (diletakan atau digantung), lampu hias dan lain-lain.

·         Segarkan tanaman dengan adanya kolam dan air pancuran.

·         Pertimbangkan tanaman yang akan kalian tanam, usahakan kalian memilih tanaman yang mudah untuk kalian rawat dan pelihara.[5]



[1] Wikipedia, tanaman hias( online),(2011) (http://www.wikipedia.org/wiki/tanamanhias, diakses 07 februari 2011.)

[2] Ibid

[3] Duniatanaman, tanaman hias( online),(2011) (http://duniatanaman.com/tanaman-hias.html, diakses 19 Oktober 2011.)

[4] Andi Amirullah, Jenis Tanaman Hias( online),(2011)                                                         ( http://amiere.multiply.com/journal/item/20.html, diakses 19 Oktober 2011.)

[5] Smk tidadaha greenSchool, menghias lingkunagn sekolah, (online) 2012)(http://smktidadahagreenschool.wordpress.com/tips-menghiasi-lingkungan-sekolah-kita-dengan-tanaman-hias/ diakses tanggal 12 januari 2012)