PENGERTIAN JAMUR DAN KLASIFIKASI
( HASMADIANTI HASAN. S.Pd)
A.
Pengertia
Jamur
Dalam
istilah umum jamur biasa diartikan dengan cendawan. Yaitu yang sering terdapat
atau tumbuh pada pohon-pohon kayu yang telah mati dan busuk, dan bisa juga
tumbuh pada makanan-makanan yang telah basi atau tidak baik lagi. Dalam istilah
ilmiah dikenal dengan fungi. Dalam situs Adipedia, jamur diartikan sebagai
tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel:
sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri
dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.[1]
Menurut
kamus lengkap Biologi Karangan Arman Sujana mengartikan jamur dengan sangat
sederhana yaitu suatu tumbuhan darat yang biasa hidup di tempat yang lembab
atau berair.[2]
Selanjutnya ensiklopedia digital Wikipedia mengartikan jamur atau cendawan
adalah tumbuhan yang tidak mempunyai
klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri
dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur,
ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh
makanannya.[3]
Dari kedua pengertian di atas terdapat persamaan pengertian tentang
jamur yaitu suatu tumbuhan yang tidak mempunyai zat hijau daun sehingga
hidupnya bersifat heteretrof. Dan hidup memperoleh makanan pada tumbuhan lain.
Jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit.
Cara hidup jamur
lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat padamikoriza,
yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di
air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.[4]
Dalam buku biologi SMA
karangan Iman Santoso menjelaskan jamur adalah : Jumur merupakan organism
bersel satu atau bersel banyak, tubuhnya eukarion dengan diding sel dari kitin
( kecuali pada Oomycotina) , tidak ber klorofil, memperoleh nutrisi dengan menyerap, menyimpan makanannya
dalam bentuk glikogen. Jamur memiliki keturunan diploid yang singkat ( kecuali Oomycotina)[5]
Dari beberapa
pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan adalah jamau atau fungi adalh
suatu tumbuhan yang bersel satu atau banyak yang hidup di tempat yang lembab
atau berair, tidak mempunyai zat hijau daun dan memperoleh makanan dari makhluk
hidup lain.
B.
Ciri-Ciri
Jamur
Jamur merupakan
kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.
Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.
1. Struktur
Tubuh
Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu
meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.
Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa
yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Perolehan Makanan dan Habitat
Jamur
Semua jenis jamur
bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung
pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit. Untuk lebih jelas pada pembahasan berikut:
a.
Parasit obligat
Merupakan
sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya
tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi
paru-paru penderita AIDS).
b.
Parasit fakultatif
Adalah
jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat
saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c.
Saprofit
Merupakan
jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.[6]
Cara hidup jamur
lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis,
selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan
atau pada liken.
Jamur berhabitat pada
bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan
dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat
secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur
menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya
uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara
seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu.
Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan
sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak
melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium
akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti
sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan
Jamur
Peranan jamur dalam
kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang
menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain
sebagai berikut:
·
Volvariella volvacea (jamur merang)
berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
·
Rhizopus dan Mucor berguna dalam
industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
·
Khamir Saccharomyces berguna sebagai
fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
·
Penicillium notatum berguna sebagai
penghasil antibiotik.
·
Higroporus dan Lycoperdon perlatum
berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang
menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara
lain sebagai berikut:
·
Phytium sebagai hama bibit tanaman yang
menyebabkan penyakit rebah semai.
·
Phythophthora inf'estan menyebabkan
penyakit pada daun tanaman kentang.
·
Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh
organisme air.
·
Albugo merupakan parasit pada tanaman
pertanian.
·
Pneumonia carinii menyebabkan penyakit
pneumonia pada paru-paru manusia.
·
Candida sp. penyebab keputihan dan
sariawan pada manusia.[7]
C.
Klasifikasi
Jamur
Para
ahli mikologi mengelompokan jamur kedalam
beberapa kelompok. Adapun kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Myxomycotina (Jamur Lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang
paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
·
fase vegetatif
(fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium.
·
fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif
dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies : Physarum
polycephalum
2.
Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak
bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
Reproduksi:
·
Vegetatif : yang
hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
·
Generatif :
bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh
menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. hidup saprofit
pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab
penyakit busuk pada kentang.
3.
Zygomycotina
Tubuh multiseluler, habitat umumnya
di darat sebagai saprofit. Hifa tidak bersekat.
Reproduksi:
·
Vegetatif:
dengan spora.
·
Generatif:
dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di
kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur
tempe.
4.
Ascomycotina
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang
multiseluler. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya:
ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes
(Lumut kerak).
Reproduksi:
·
Vegetatif: pada
jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
·
Generatif:
Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
a.
Sacharomyces
cerevisae: sehari-hari dikenal sebagai ragi. Berguna untuk membuat bir, roti
maupun alkohol. Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses
fermentasi.
b.
Neurospora
sitophila: jamur oncom.
c.
Peniciliium
notatum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika penisilin.
d.
Penicillium
camemberti dan Penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
e.
Aspergillus
oryzae berguna untuk membuat sake dan kecap.
f.
Aspergillus
wentii untuk membuat kecap
g.
Aspergillus
flavus menghasilkan racun aflatoksin, hidup pada biji-bijian. flatoksin salah satu
penyebab kanker hati.
h.
Claviceps
purpurea hidup sebagai parasit pada bakal buah Gramineae
5.
Basidiomycotina
Ciri khasnya alat repoduksi
generatifnya berupa basidium sebagai
badan penghasil spora. Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
a.
Volvariella volvacea: jamur merang,
dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
b.
Auricularia polytricha: jamur kuping,
dapat dimakan dan sudah dibudidayakan
c.
Exobasidium vexans: parasit pada pohon
teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
d.
Amanita muscaria dan Amanita phalloides:
jamur beracun, habitat di daerah subtropics
e.
Ustilago maydis : jamur api, parasit
pada jagung.
f.
Puccinia graminis: jamur karat, parasit
pada gandum
6. Deuteromycotin
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak
sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti
cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan
generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan
generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila
dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis)
disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya: Epidermophyton fluocosum
penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab
penyakit kurap.[8]
[1] Adipedia, Ciri-ciri umum Jamur, (online)(2011)http://www.adipedia.com/2011/04/ciri-ciri-umum-jamur-dan-klasifikasi.html,
diakses tanggal 11 Oktober 2011.
[2]
Arman Sujana. Kamus Lengkap
Boilogi, ( Jakarta. Mega Aksara, 2007.) hal. 381
[3]
Wikipedia, jamur.(online)(2011)http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur,
diakses pada tanggal 11 Oktober 2011
[4]
ibid
[5] Iman Santoso, Biologi Untuk SMA, (
Bekasi:Interplus,2007)hal. 96
[6]
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan,(Yogyakarta:Gajah
Mada University Press.2005) hal. 94
[7]
Istamar Syansuri, Biologi Untuk SMA (Malang ; Erlangga,2007) hal. 67
[8]Adipedia.
Jamur Dan Klasifikasinya(online)(2011) http://www.adipedia.com/2011/04/ciri-ciri-umum-jamur-dan-klasifikasi.html.diakses
tanggal 12 Oktober 2011