Friday, January 12, 2018

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MODEL-MODE PEMBELAJARAN
(Diringkas oleh: Zaman Hurri, S.Ag. M.Pd



A.                Model – Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.[1] Model belajar atau lebih dikenal dengan pendekatan belajar merupakan konsep pikir dasar pemberi arah bagi guru untuk menentukan lankah kegiatan medesain pembelajaran berikutnya dalam bentuk metode dan tehnik pembelajaran.
Banyak model pembelajaran yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli dan pemerhati dunia pendidikan, berikut ada beberapa model yang dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

1.    Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL). Katacontextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual diartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). SehinggaContextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Pengajaran  kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di  Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextualoleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya.
Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan  untuk  segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari  program ini memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan  partisipasi aktif siswa secara keseluruhan.[2]

2.    Collaborative Learning Model
Konsep utama pada pembelajaran ini adalah mengutamakan kerja sama dua orang atau lebih, memecahkan masalah bersama dan  mencapai tujuan tertentu. Dua unsur penting dalam pembelajaran collaborative yaitu:

  • Ada tujuan yang sama diskusi menentukan strategi, keputusan bersama, persoalan milik bersama
  • Ketergantungan yang positif anggota berhasil bila seluruh anggota bekerja sama
  • Sajian Guru
  • Diskusi kelompok siswa
  • Tes/kuis/silang tanya antar kelompok
  • Penguatan Guru
  • Presentasi guru,perhatian cermat siswa, membantu quis
  • Tim (kelompok):
  • Presentasi guru satu atau dua pereode
  • Satu atau dua periode praktek kelompok, ada quis individual
  • Siswa tidak diijinkan saling bantu
  1. Saling ketergantungan positif
  1. Interaksi tatap muka
  1. Akuntabilitas individual
  1. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.
            Salah satu bentuk belajar dari model ini adalah: Student Teams Achievement Divisions (STAD), berupa kegiatan-kegiatan:
            AdaLima langkah pokok dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
ΓΌ  Fungsi utama :membantu anggota mengerjakan quis dengan baik
ΓΌ  Anggota mengerjakan SST yang terbaik untuk tim

3.    Model Pembelajaran Kooperatif
            Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Konsep Pembelajaran Kooperatif adalah:
          Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh, sehingga tercipta masyarakat belajar.
          Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.
Ciri-ciri umum dari pembelajaran kooperatif adalah:
Guru dapat menerapkan pembelajaran ini, adapun keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif dapat adalah:
a.      Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
b.      Memungkinkan para siswa saling belajar mengenal sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
c.      Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
d.      Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri/egois
e.      Meningkatkan rasa saling percaya kerpada sesama manusia
Ada beberapa teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif ini yang dapat dipertimbangkan oleh guru:
a.    Metode STAD (Student Teams Achievement Division) untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal maupun tertulis. Adapun langkah-langkahnya pembelajarannya sebagai berikut:
§  Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
§  Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota tim.
§  Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi yang telah diberikan.
§  Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan
b.    Metode Jigsaw, adapun langkah pemnbelajarannya adalah seperti dibawah ini:
§  Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok anggotanya 5-6 yang karakteristiknya heterogen.
§  Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
§  Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji bagiannya. Bila berkumpul disebut kelompok pakar.
§  Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
§  Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang pernah di pelajari.
§  Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi penghargaan oleh guru.
Metode lain yang bisa digunakan dalam pembelajaran Kooperatif:
a.          Metode G (Group Investigation)
b.         Metode Struktural
c.          Dua Tinggal Dua Tamu
d.         Keliling Kelompok
e.          Kancing Gemerincing
4.    Pembelajaran Quantum Teaching
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan. Karakteristik umum pembelajaran Quantum ini adalah seperti berikut ini:
§  Berpangkal pada psikologi kognitif
§  Bersifat Humanistis bukan positivistis-empiris
§  Siswa sebagai pebelajar menjadi pusat perhatian.
§  Lebih bersifat pada konstruktivistis
§  Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
§  Sangat menekankan pada pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
§  Sangat menekankan kealamiyahan dan kewajaran proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran quantum adalah:
a.         Bawa dunia mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka
b.         Berlaku prinsip permainan orkestra simponi.
c.         Harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Adapun teknik pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru yang dapat penulis rangkumkan adalah:
§  Peta konsep menunjukkan penanganan ide-ide pikiran sebagai sasaran dalam bentuk grafis. Langkah peta konsep  seperti pada contoh siklus air berikut:





§  Teknik Memori, guru dapat menerapkan teknik pembelajaran melatih ingatan seperti berikut:
a.             Melatih imajinasi
b.             Teknik rantaian kata  
c.             Teknik plesetan kata
d.             Sistem pasak lokasi
e.             Teknik Akrostik (jembatan keledai)

5.    Model Pembelajaran Tematik  Kelas I - III
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu materi guna mencapai kompetensi tertentu. Tema adalah suatu bidang yang luas, yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran. Topik adalah bagian dari tema / sub tema. Jenis tema : intra disciplinary dan inter disciplinary.
Rasional pembelajaran tematik:
       Menyajikan pendekatan belajar yang bermakna
       Tema memberikan kerangka berpikir untuk menemukan kaitan antar bidang studi
       Mengajar dengan tema sebagai suatu cara untuk melakukan keterpaduan
       Kecenderungan menemukan kaitan dalam pembelajaran yang diorganisasikan secara tematik
Strategi pembelajaran tematik:
        Memilih tema
            Menentukan konsep kunci
            Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep
            Menentukan bidang studi / bidang pengembangan mana yg digunakan sebagai bag. Kegiatan
            Reviu kegiatan & bid-bid studi / bidang pengembangan yang berkaitan
            Mengorganisasi bahan-bahan untuk memudahkan distribusi & penggunaan
            Menentukan urutan kegiatan yang disajikan di kelas
            Diskusi tindak lanjut

6.    Model Konstruktivisme
Landasan Teori: Siswa mengkonstruksi idea berdasarkan pengalaman dan interaksi dng sumber belajar. Hasil belajar dapat ditampilkan dengan berbagai cara.
Langkah: Orientasi, Penggalian Idea, Restrukturisasi Idea, Aplikasi Idea, Reviu, Membandingkan

7.    Model Pemecahan Masalah/Studi Kasus
Tujuan: Mengembangkan kemampuan analisis & memecahkan masalah/mengambil keputusan. Topik nyata dalam kehidupan yang mempersyaratkan pemecahan masalah. Evaluasi : proses kelompok & hasil pemecahan masalah.  Langkah-langkah:
            Pendahuluan : orientasi pada masalah
        Kegiatan inti :Sajikan kasus (peristiwa yang mengandung masalah untuk bahan diskusi/analisis)
            Pecahkan kasus dalam kelompok / secara individual
        Kegiatan penutup : Menindaklanjuti hasil kelompok / individu

8.    Model Pembelajaran Inquiri
Model pembelajran inquiri merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran inquiri merupakan model mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir  ilmiah. Menurut para ahli model pembelajaran ini juga identik atau hampir sama dengan model belajar pemecahan masalah/studi kasus ( Problem Solving Learning).  Langkah-langkah pembelajaran ini mencakup kegiatan:
a.       Orientasi
b.      Merumuskan masalah
c.       Merumuskan hipotesis
d.      Mengumpulkan data
e.       Menguji hipotesis
f.       Merumuskan kesimpulan

9.    Model Pembelajaran Kreatif Dan Produktif
Landasan Teori : belajar aktif, konstruktivistik, kolaboratif dan kreatif. Tujuan: kemampuan memahami informasi, memecahkan masalah & dampak pengiring, kerja sama, disiplin, mandiri. Topik : dari bidang sosial, IPA, bahasa. Evaluasi : proses dan hasil. Langkah-langkah:
        Orientasi
        Eksplorasi
        Interpretasi
        Re-kreasi
Model-model pembelajaran tersebut diatas masih dapat dikembangkan lagi ke berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan didepan kelas dalam rangka memberikan pencerahan dan tercapainya tujuan pembelajaran.[3]





[1] Idarianwaty, Model Pembelajaran,(2011)(online) (http://idarianawaty.blogspot.com/2011/02/model-pembelajaran-kreatif-produktif.html, diakses pada tanggal 2 desember 2011
[2] Nurhadi, Pendekatan Kontekstual,(Jakarta : DepartemenPendidikan  Nasional,2003) hal. 6
[3] Idarianwaty, Model Pembelajaran,(2011)(online) (http://idarianawaty.blogspot.com/2011/02/model-pembelajaran-kreatif-produktif.html, diakses pada tanggal 2 desember 2011)