MODEL-MODE PEMBELAJARAN
A.
Model – Model
Pembelajaran
Model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.[1] Model
belajar atau lebih dikenal dengan pendekatan belajar merupakan konsep pikir
dasar pemberi arah bagi guru untuk menentukan lankah kegiatan medesain
pembelajaran berikutnya dalam bentuk metode dan tehnik pembelajaran.
Banyak model
pembelajaran yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli dan pemerhati dunia
pendidikan, berikut ada beberapa model yang dapat penulis jelaskan sebagai
berikut:
1.
Model
Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah
terjemahan dari istilah Contextual
Teaching Learning (CTL). Katacontextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks,
suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual diartikan ”yang berhubungan dengan
suasana (konteks). SehinggaContextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi
suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual didasarkan
pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan
belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah
diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Pengajaran kontekstual sendiri
pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali dengan
dibentuknya Washington State
Consortum for Contextualoleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara
tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang
bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas
penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut
melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang
guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan
sebelumnya.
Penyelenggaraan program ini berhasil
dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya
direkomendasikan untuk segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk
tingkat sekolah, pelaksanaan dari program ini memperlihatkan suatu hasil
yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar, dan
meningkatkan partisipasi aktif siswa secara keseluruhan.[2]
2.
Collaborative
Learning Model
Konsep utama pada pembelajaran
ini adalah mengutamakan kerja sama dua orang atau lebih, memecahkan masalah bersama dan mencapai tujuan tertentu. Dua unsur penting dalam pembelajaran
collaborative yaitu:
- Ada tujuan yang sama diskusi menentukan strategi, keputusan bersama, persoalan milik bersama
- Ketergantungan yang positif anggota berhasil bila seluruh anggota bekerja sama
- Sajian Guru
- Diskusi kelompok siswa
- Tes/kuis/silang tanya antar kelompok
- Penguatan Guru
- Presentasi guru,perhatian cermat siswa, membantu quis
- Tim (kelompok):
- Presentasi guru satu atau dua pereode
- Satu atau dua periode praktek kelompok, ada quis individual
- Siswa tidak diijinkan saling bantu
- Saling ketergantungan positif
- Interaksi tatap muka
- Akuntabilitas individual
- Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.
Salah
satu bentuk belajar dari model ini adalah: Student
Teams Achievement Divisions (STAD), berupa
kegiatan-kegiatan:
AdaLima langkah
pokok
dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
ü Fungsi utama
:membantu anggota mengerjakan quis dengan baik
ü Anggota
mengerjakan SST yang terbaik untuk tim
3.
Model
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Konsep
Pembelajaran Kooperatif adalah:
•
Pembelajaran
kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh, sehingga tercipta
masyarakat belajar.
•
Siswa
tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.
Ciri-ciri umum dari pembelajaran
kooperatif adalah:
Guru dapat menerapkan
pembelajaran ini, adapun keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif dapat adalah:
a.
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
b.
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenal sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
c.
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
d.
Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri/egois
e.
Meningkatkan rasa saling percaya kerpada sesama manusia
Ada beberapa teknik pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif ini yang dapat
dipertimbangkan oleh guru:
a.
Metode
STAD (Student Teams Achievement
Division) untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal maupun tertulis. Adapun
langkah-langkahnya pembelajarannya sebagai berikut:
§ Siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok.
§ Tiap anggota
menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling membantu untuk menguasai
bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota tim.
§ Tiap minggu atau 2
minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi yang telah
diberikan.
§ Tiap siswa dan tiap
tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yang meraih prestasi tinggi
diberi penghargaan
b.
Metode Jigsaw, adapun langkah pemnbelajarannya adalah seperti
dibawah ini:
§ Kelas dibagi menjadi
beberapa tim/kelompok
anggotanya 5-6 yang karakteristiknya heterogen.
§ Bahan yang disajikan
bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
§ Setiap kelompok mempunyai
tugas dan tanggung jawab mengkaji bagiannya. Bila berkumpul disebut kelompok
pakar.
§ Para siswa yang ada
dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar anggota baru
mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
§ Setelah diadakan
pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan
yang pernah di pelajari.
§ Pemberian skor
diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi
penghargaan oleh guru.
Metode lain yang bisa digunakan dalam pembelajaran
Kooperatif:
a.
Metode G (Group Investigation)
b.
Metode Struktural
c.
Dua Tinggal Dua Tamu
d.
Keliling Kelompok
e.
Kancing Gemerincing
4. Pembelajaran Quantum Teaching
Proses pembelajaran quantum
teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan.
Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan
multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat
ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan
berorientasi pada tujuan. Karakteristik umum pembelajaran
Quantum
ini adalah seperti berikut ini:
§ Berpangkal pada
psikologi kognitif
§ Bersifat Humanistis bukan
positivistis-empiris
§ Siswa sebagai
pebelajar menjadi pusat perhatian.
§ Lebih bersifat pada
konstruktivistis
§ Memusatkan perhatian
pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
§ Sangat menekankan pada
pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
§ Sangat menekankan
kealamiyahan dan kewajaran proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran
quantum
adalah:
a.
Bawa
dunia mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka
b.
Berlaku
prinsip permainan orkestra simponi.
c.
Harus
berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Adapun teknik pembelajaran yang
dapat diterapkan oleh guru yang dapat penulis rangkumkan adalah:
§ Peta konsep
menunjukkan penanganan ide-ide pikiran sebagai sasaran dalam bentuk grafis. Langkah
peta konsep seperti pada contoh siklus
air berikut:
§ Teknik
Memori,
guru dapat menerapkan teknik pembelajaran melatih ingatan seperti berikut:
a.
Melatih
imajinasi
b.
Teknik
rantaian kata
c.
Teknik
plesetan kata
d.
Sistem
pasak lokasi
e.
Teknik
Akrostik (jembatan keledai)
5. Model Pembelajaran
Tematik Kelas I - III
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu materi guna mencapai
kompetensi tertentu. Tema adalah suatu bidang yang luas, yang menjadi fokus
pembahasan dalam pembelajaran. Topik adalah bagian dari tema / sub tema. Jenis
tema : intra disciplinary dan inter disciplinary.
Rasional
pembelajaran tematik:
•
Menyajikan
pendekatan belajar yang bermakna
•
Tema
memberikan kerangka berpikir untuk menemukan kaitan antar bidang studi
•
Mengajar
dengan tema sebagai suatu cara untuk melakukan keterpaduan
•
Kecenderungan
menemukan kaitan dalam pembelajaran yang diorganisasikan secara tematik
Strategi pembelajaran tematik:
•
Memilih
tema
•
Menentukan
konsep kunci
•
Menentukan
kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep
•
Menentukan
bidang studi / bidang pengembangan mana yg digunakan sebagai bag. Kegiatan
•
Reviu
kegiatan & bid-bid studi / bidang pengembangan yang berkaitan
•
Mengorganisasi
bahan-bahan untuk memudahkan distribusi & penggunaan
•
Menentukan
urutan kegiatan yang disajikan di kelas
•
Diskusi
tindak lanjut
6. Model Konstruktivisme
Landasan Teori: Siswa mengkonstruksi
idea berdasarkan pengalaman dan interaksi dng sumber belajar. Hasil belajar
dapat ditampilkan dengan berbagai cara.
Langkah: Orientasi, Penggalian
Idea, Restrukturisasi Idea, Aplikasi Idea, Reviu, Membandingkan
7. Model Pemecahan Masalah/Studi Kasus
Tujuan: Mengembangkan kemampuan
analisis & memecahkan masalah/mengambil keputusan. Topik nyata dalam
kehidupan yang mempersyaratkan pemecahan masalah. Evaluasi : proses kelompok
& hasil pemecahan masalah. Langkah-langkah:
•
Pendahuluan
: orientasi pada masalah
•
Kegiatan
inti :Sajikan kasus (peristiwa yang mengandung masalah untuk bahan
diskusi/analisis)
•
Pecahkan
kasus dalam kelompok / secara individual
•
Kegiatan
penutup : Menindaklanjuti hasil kelompok / individu
8. Model Pembelajaran Inquiri
Model
pembelajran inquiri merupakan rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model
pembelajaran inquiri merupakan model
mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Menurut para ahli model pembelajaran ini juga identik
atau hampir sama dengan model belajar pemecahan masalah/studi kasus ( Problem Solving Learning). Langkah-langkah pembelajaran ini mencakup
kegiatan:
a.
Orientasi
b.
Merumuskan masalah
c.
Merumuskan hipotesis
d.
Mengumpulkan data
e.
Menguji hipotesis
f.
Merumuskan kesimpulan
9. Model Pembelajaran Kreatif Dan Produktif
Landasan Teori : belajar aktif,
konstruktivistik, kolaboratif dan kreatif. Tujuan: kemampuan memahami
informasi, memecahkan masalah & dampak pengiring, kerja sama, disiplin,
mandiri. Topik : dari bidang sosial, IPA, bahasa. Evaluasi : proses dan hasil. Langkah-langkah:
•
Orientasi
•
Eksplorasi
•
Interpretasi
•
Re-kreasi
Model-model pembelajaran tersebut
diatas masih dapat dikembangkan lagi ke berbagai model pembelajaran yang dapat
diterapkan didepan kelas dalam rangka memberikan pencerahan dan tercapainya
tujuan pembelajaran.[3]
[1] Idarianwaty,
Model Pembelajaran,(2011)(online) (http://idarianawaty.blogspot.com/2011/02/model-pembelajaran-kreatif-produktif.html,
diakses pada tanggal 2 desember 2011
[3] Idarianwaty, Model Pembelajaran,(2011)(online) (http://idarianawaty.blogspot.com/2011/02/model-pembelajaran-kreatif-produktif.html,
diakses pada tanggal 2 desember 2011)