PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARANBIOLOGI
A.
Pengertian Media
Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut
mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut
digunakan baik bentuk jamak maupun mufrad.[1]
Ada beberapa pendapat memberikan pengertian media seperti berikut ini:
1.
Schram
berpendapat media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru.
2.
Asosiacition
Of Education Comunication Technology (AECT) berpendapat bahwa media merupakan
segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
- Menurut Heinich
mengatakan bahwa media merupakan alat saluran komunikasi. Contohnya film,
televisi, diagram, bahan cetak, computer, bahan hidup atau tidak hidup dan
instruktur. Contoh tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media
pembelajaran jika membawa pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.[2)
Selanjutnya
pendidikan merupakan Pesan yang disampaikan oleh komunikator
diteruskan oleh media ke komunikan, atau dengan kata lain, pendidikan adalah
pesan yang disampaikan guru kepada muridnya, sebagai penerima pesan. Dipahami
atau tidaknya suatu pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang
diberikan oleh komunikan. Untuk membantu penyampaiyan pesan ini diperlukan
saluran berupa media .[3]
Media
dapat digunakan dimanapun juga. Jika media digunakan dalam hubungannya dengan
instruksional, maka media tersebut dikenal dengan media pembelajaran, atau
media pendidikan, ataupun alat peraga.
Media mengajar yang dikenal
dengan media pembelajaran atau media pendidikan yang dalam kamus besar Bahasa
Indonesia berarti “alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau
pembelajaran.”[4] Dilihat dari
pengertian di atas, media pendididikan diartikan sebagai alat atau bahan yang
ada hubungannya dengan dunia pengajaran, mencakup kapur, buku, in focus dan
sebagainya. Lebih lanjut, tidak jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya, Moerdjiono dalam bukunya Media pendidikan
menyebutkan bahwa Media pendidikan adalah alat bantu atau media yang
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang biasanya
dituangkan dalam GBPP dan dimaksud untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar
mengajar.[5]
Media juga seringkali diartikan
sebagai alat yang dapat dilihat dan di dengar. Alat-alat ini dipakai dalam
pengajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan
efisien. Dengan menggunakan alat-alat ini, guru dan siswa dapat berkomunikasi
lebih mantap, hidup dan interaksinya bersifat banyak arah. Seperti yang
dikemukakan oleh Azhar Arsyad bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar
dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut dengan
media komunikasi.[6]
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari: buku,
tape recorder, Benda Nyata, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Dari beberapa pendapat
diatas tentang pengertian media, penulis dapat diambil
kesimpulan bahwa:
(1) Media adalah alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang
disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sempurna.
(2) Media berperan sebagai perangsang belajar
dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan-tujuan belajar.
(3) Adapun yang disampaikan oleh guru mesti
menggunakan media, paling tidak yang digunakan adalah media verbal yaitu berupa
kata-kata yang diucapkannya dihadapan siswa.
(4) Agar tidak terjadi miskomunikasi dan
misunderstanding antara murid dan guru, pemilihan media harus tepat dengan
metode pengajaran yang digunakan.
B.
Jenis - Jenis Media
Pembelajaran
Pengelompokan berbagai
jenis media pembelajran apabila dilihat dari perkembangan teknologi oleh Azhar[7]
dibagi dalam dua katagori luas yaitu, media tradisional dan media teknologi
mutakhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pembahasan berikut:
1.
Media
Tradisional terdiri dari :
a.
Visual
diam yang diproyeksikan
·
Proyeksi
apaque ( tak tembus pandang )
·
Proyeksi
overhead
·
Slides
·
Filmstrips
b.
Visual
yang tak diproyeksikan
·
Gambar
, poster
·
Foto
·
Chart,
grafik, diagram
·
Pameran
, papan info, papan-bulu
c.
Audio
·
Rekaman
piringan
·
Pita
kaset, reel, cartridge
d.
Penyajian
Multimedia
·
Slide
plus image
·
Multi
image
e.
Visual
dinamis yang diproyeksikan
·
Film
·
Television
·
Video
f.
Cetak
·
Buku
teks
·
Modul
teks program
·
Workbook
·
Majalah
ilmiah, berkala
·
Lembaran
lepas
g.
Permainan
·
Teka-teki
·
Simulasi
·
Permainan
papan
h.
Realia
·
Model
·
Specimen
( contoh )
·
Manipulative
( Peta, boneka )
2.
Pilihan
Media Teknologi Mutakhir terdiri dari :
a.
Media
berbasis telekomunikasi
·
Telekonferen
·
Kuliah
jarak jauh
b.
Media
berbasis mikroprosesor
·
Computer-assistence
instruction
·
Permainan
computer
·
Sistem
tutor intelijen
·
Interaktif
·
Hypermedia
·
Compact
( Vidio ) disc.
Sedangkan menurut Latuheru mengemukakan
bahwa Jenis-jenis media dapat digolongkan sebagai berikut:
1.
Alat-alat
visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan yang meliputi gambar,
gambar yang diproyeksikan dengan opaque projector, lembaran balik, wayang
beber, grafik, diagram, bagan, peta, poster, gambar hasil cetak saring, foto
dan gambar sederhana dengan garis dan lingkaran
2.
Berbagai
macam papan yang meliputi papan tulis, papan flannel, papan magnet (white
board) dan papan peragaan
3.
Alat-alat
visual tiga dimensi yaitu meliputi benda alami, model, barang contoh atau
specimen, alat tiruan sederhana atau mock-up, diaroma, pameran, dan bak pasir
4.
Alat-alat
audio yang meliputi tape-recorder dan radio
5.
Alat-alat
audio visual murni yang meliputi film suara
6.
Demonstrasi
dan widyawisata.”[8]
Menurut Rudi Susilana
mengelompokan media kepada tujuh macam kelompok media pembelajaran. Yaitu :
1. Media Grafis, Bahan Cetak Dan Gambar Diam
a)
Media
Grafis
Media
grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, idea atau gagasan melalui
penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbul atau gambar. Grafis
biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian idea dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Yang
termasuk media grafis antara lain :
·
Grafik
·
Diagram
·
Bagan
·
Sketsa
·
Poster
·
Papan
flannel
·
Bulletin
Board
b)
Media
Bahan Cetak
Adalah
media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing atau
offset. Media bahan cetak ini biasanya disajikan melalui huruf dan
gambar-gambar yang diilustrasukan untuk lebih mempejelas pesan atau informasi
yang disajikan.
Yang jenis media bahan cetak diantaranya adalah :
·
Buku
teks
·
Modul
·
Bahan
Pengajaran terpogram
c)
Media
Gambar Diam
Adalah
media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi.
Jenis media gambar ini adalah
·
Foto
2.
Media
Proyeksi Diam
Media proyeksi diam adalah media
visual yang diproyeksikan atau media yang meproyeksikan pesan, dimana hasil
proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsure gerakan.
a)
Media
OHP dan OHT
OHT
( Overhead Tranparency ) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat
proyeksi yang disebut OHP ( overhead Projector ). OHT terbuat dari bahan
transparan yang biasanya berukuran 8,5 x
11 inci.
Ada 3
jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT yaitu :
·
Write
on film ( Plastik transparan )
·
PPC
tranparancy film ( Plain Paper Copier )
·
Infrared
Transparancy Film
OHP
( Overhead Projector ) adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan
program-program transparansi pada sebuah layar. Biasanya alat ini digunakan
untuk menggantikan papan tulis.
Ada dua jenis model
OHP yaitu :
·
OHP
Classroom
·
OHP
Portable.
b)
Media
Opaque Projector
Opaque
Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang. Seperti buku,
foto dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi.
c)
Media
Slide
Media
slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat
yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film
positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik.
d)
Media
Filmstrip
Filmstrip
atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang pada
dasarnya sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri dari atas
beberapa film yang merupakan satu kesatuan ( merupakan gelang, dimana antara
ujung yang satu dengan ujung yang lainnya bersatu )
3.
Media
Audio
Media audio adalah media yang
penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau
informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif
yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect.
Jenis media audio ini diantaranya
:
·
Media
Radio
Radio
adalah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran
gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar. Pemberi pesan atau penyiar
secara langsung dapat mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat
microfon yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui
gelombang elektromagnetik dan penerima pesan atau pendengar menerima pesan atau
informasi tersebut dari pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa
mendengarkannya di kelas-kelas.
·
Penggunaan
Media Alat Perekam Pita Magnetik.
Alat
perekam pita magnetic atau kaset tape recorder adalah media yang menyajiankan
pesannya melalui proses perekaman kaset audio. Tidak seperti radio yang
menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai alat pemancarannya.
4.
Media Audiovisual Diam
Media Audiovisual Diam adalah
media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan
indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau
sedikit unsur gerak. Jenis media ini berupa media saund slide, filmstrip
bersuara dan halaman bersuara.
5.
Film
( Motion Picture )
Film
disebut juga gambar hidup ( motion picture ), yaitu serangkaian gambar diam (
still picture ) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbul
kesan hidup dan bergerak. Film merupakan merupakan media yang menyajikan pesan
audiovisual dan gerak. Ada beberapa film yaitu : film bisu, film beruara, film
gelang.
6.
Televisi
Adalah media yang dapat
menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak ( sama dengan film ) jenis media
television diantarnya :
a)
Media
Televisi Terbuka
Merupakan
media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang
elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tersebut diterima oleh
pemirsa melalui pesawat televisi.
b)
Media
Televisi Siaran Terbatas
Merupakan
media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya didistribusikan melalui kabel
( bukan TV kabel ). Dengan perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu
objek di studio, misalnya guru sedang mengajar, kemudian hasilnya
didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang ada di
ruangan-ruangan kelas.
c)
Media
Video Cassette Recorder
Berbeda
dengan film, media ini perekamannya dilakukan dengan menggunakan kaset video,
dan penayangannya melalui pesawat televisi.
7.
Multi
Media
Merupakan suatu sistem
penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang berbentuk
suatu unit atau paket. Mencakup modul belajar yang terdiri atas bahan cetak,
bahan audio dan bahan audiovisual.
a)
Media
Objek
Merupakan
media tiga dimensi yang penyampaian informasinya tidak dalam bentuk penyajian,
melainkan melalui fisik sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya,
susunannya, warnanya, fungsinya dan sebagainya.
Media
objek ini dibagi kepada 2 macam yaitu :
·
Media
objek Sebenarnya, juga dibagi dua jenis yaitu :
Media
objek alami dan media objek buatan, media objek alami terbagi kepada dua macam,
yaitu media objek alami yang hidup dan media objek alami yang tidak hidup.
·
Media
objek Pengganti, ada beberapa macam media pengganti ini yaitu : replika, Model,
dan Benda tiruan.
b)
Media
Interakatif
Media ini
tidak hanya media atau objek, melainkan siswa dituntut untuk berinteraksi
selama mengikuti pelajaran. Media ini mencakup : mesin pembelajaran, simulator,
laboratorium bahasa, komputer dan video interaktif.[9]
Penggunaan media atau
alat peraga dalam pendidikan sekarang ini sudah suatu keharusan. Penggunaan
media pengajaran oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar sungguh menjadi
suatu yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar. Baik keaktifan belajar, kemenarikan maupun penyampaian
informasi instruksional lainya.
Dengan adanya media
atau alat peraga maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses belajar mengajar
dapat diperkaya dengan berbagai alat/ media pengajaran. Tersedianya berbagai
macam media, guru dapat mrnciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode
atau teknik yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan
iklim dan emosional yang sehat diantara murid-muridnya.
Secara umum media
mempunyai kegunaan :
1.
Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalitas.
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera
3.
Menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung, antara murid dengan sumber belajar.
4.
Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan
kinestetiknya.
5.
Memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.[10]
Adapun fungsi media
pendidikan dalam pembelajaran adalah :
1.
Meletakkan
dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.
Memperbesar
perhatian siswa
3.
Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4.
Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa.
5.
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutatama melalui gambar hidup.
6.
Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan bahasa
7.
Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.[11]
Selanjutnya Kemp dan
Dayton berpendapat bahwa fungsi media pendidikan atau alat peraga pembelajaran
adalah :
1.
Penyampaian
pelajaran lebih baku
2.
Pembelajaran
lebih menarik
3.
Pembelajaran
lebih interaktif
4.
Lama
waktu pembelajaran bisa dipersingkat.
5.
Kualitas
belajar bisa lebih meningkat
6.
Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan dimana saja.
7.
Memberikan
sikap positif siswa pada apa yang mereka pelajari.
8.
Peran
guru dapat diarahkan kearah lebih positif. Beban guru dalam pembelajaran
berulang-ulang dapat dikurangi.[12]
Pengembangan
media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan
yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa
yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film,
video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang
benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar
dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya,
video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat
reaktor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang
benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan
perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan
dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh
gambaran tentang bakteri, amoeba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan
telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang
yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan
gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam
serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang
terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa
dapat mengamati pelangi, gunung meletus pertempuran, dan sebagainya
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang
mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti
jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan
bantuan gambar, model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua
benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.
9.
Dapat melihat secara cepat suatu proses
yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari
telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit.
Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan
film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan
yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat
mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan
secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar
diamati secara langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah siswa
mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari
suatu alat. Dengan diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin
yang sukar diamati secara langsung.
13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian
pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu
atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas proses
penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video
(memantapkan hasil pengamatan).
14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya
dan mengamati suatu obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi
ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang
profesor dalam waktu yang sama.
15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat,
dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.[13]
C.
Jenis Media
Pembelajaran Biologi
Berikut seorang guru
dapat memanfaatkan beberapa media pembelajran dalam pembelajaran biologi dalam
kegiatan proses belajar mengajar di depan kelas. Di antaranya media-media
pembelajaran tersebut dapat penulis rincikan sebagai berkut :
1. Media Non-elektronik dalam Pembelajaran
Biologi
Kelompok katagori
media nonelektronik didasarkan kepada cara pengelompokkan atau klasifikasi
media berdasarkan diperlukan tidaknya perangkat elektronik untuk menjalankan
media tersebut. Menurut Abdulhak & Sanjaya , media non elektronik adalah
media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti media
grafis, model, chart, mock-up, specimen dan sebagainya. Karena tidak adanya tuntutan
perangkat elektronik yang pada umumnya memerlukan energi listrik, memungkinkan
kelompok media ini dapat digunakan di berbagai daerah yang belum memiliki
sumber energi listrik.[14]
Media non-elektrik ini banyak sekali jenisnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Media
Grafis Dan Chart
Media
ini tentunya bukan hal yang asing bagi Anda. Ketika Anda memperhatikan
presentasi dari seseorang, sering sekali presenter menunjukkan grafis, gambar
atau chart untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikannya kepada yang hadir.
Namun demikian peranan media ini dalam menyampaikan pesan terbatas hanya dapat
dicerna melalui penginderaan mata. Sehingga dalam konteks belajar mengajar
tidak banyak menuntut siswa untuk menggunakan alat indera lainnya.
b.
Media Asli
Media asli atau specimen merupakan objek sebenarnya
yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Cakupan media asli dalam
pembelajaran Biologi sangat luas, mulai dari bagian kecil dari suatu objek
sampai ke objek utuh lengkap dengan habitatnya[15].
Berdasarkan ukurannya mulai dari objek yang besar sampai dengan objek
mikroskopis yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Media asli
sering juga disebut sebagai realia karena media tersebut adalah objek
nyata (real), dalam kaitan materi Biologi
adalah makhluk hidup utuh atau bagian-bagiannya.[16]
Menampilkan objek
nyata di dalam kelas, dapat memberikan pengalaman langsung kepada para siswa
saat pembelajaran. Apabila memungkinkan para siswa dapat menyentuh, membaui,
memegang atau memanipulasi objek tersebut. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penggunaan media asli antara lain tingkatan pengalaman
siswa yang belajar dan ketersediaan objek sebagai media. Beberapa objek mungkin
terlalu besar atau terlalu kecil untuk disajikan pada tingkatan sekolah
Ketika sedang
berlangsung kegiatan belajar mengajar Biologi, guru dapat menggunakan peserta
didik sebagai media atau bahkan kelas yang digunakannya juga dapat berperan
sebagai media. Demikian juga untuk di luar kelas, halaman sekolah, kebun
sekolah, kolam dan taman sekolah dapat digunakan sebagai media apabila
diperlukan. Melalui media asli, anak didik melihat langsung peristiwa yang
nyata, yang jauh lebih baik ketimbang sekedar membaca uraian atau deskripsi
mengenai objek tersebut.
Siswa dapat
melihat ikan, lintah, kucing, burung ,
serangga ,katak, jangkrik atau binatang lainya yang ada kaitan dengan materi
pelajaran, juga tumbuh-tumbuhan yang masih segar seperti rumput-rumputan,
bunga-bunga, lumut, paku-pakuan dan sebagainya. Kesemua media atau alat peraga
tersebut akan memberikan nilai lebih pada siswa.
Contoh lain lagi dalam
pembelajaran konsep keanekaragaman, melalui sajian berbagai macam bentuk daun
yang diperoleh dari lingkungan sekitar, para siswa dalam suasana senang dapat
membandingkan, mengelompokkan daun-daun tersebut berdasarkan pengetahuan dan
pemahamannya masing-masing
Berdasarkan kondisi
dari pada media tersebut, media asli dapat dibagi atas dua yaitu :
1.
Media
Segar
Media
segar atau seringkali disebut sebagai preparat segar dapat diartikan sebagai
media yang langsung disiapkan dan dipakai saat media tersebut masih benar-benar
alami. Keuntungan media atau bahan segar tersebut antara lain kondisi media
yang sama persis dengan keadaan alaminya, seperti ukuran, warna serta
perilakunya (apabila media tersebut berupa hewan).
Para
siswa akan sangat diuntungkan dengan penggunaan media segar tersebut, karena
apa yang mereka pelajari sangat menunjukkan kedekatannya dengan kehidupan
sehari-hari.
Contoh
media segar yang umum digunakan dalam kegiatan pembelajaran Biologi adalah:
·
Tumbuhan dan
bagian-bagiannya; akar, batang, daun, bunga, buah, biji, sporangium dan
sebagainya
·
Binatang; mencit,
burung merpati, katak hijau, ikan, udang, belalang, jangkrik, cacing tanah,
Planaria dan sebagainya. [17]
2.
Media Awetan
Media
awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering. Awetan basah dibuat dengan
cara merendam tumbuhan dan atau binatang baik dalam bentuk utuh atau pun
bagian-bagiannya dalam larutan pengawet.
Larutan pengawet tersebut umumnya berupa alcohol
dengan konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam asetat dan alcohol
(larutan FAA) atau larutan formalin 4%. Larutan alcohol biasanya digunakan
untuk mengawetkan binatang rendah dari Phylum Arthropoda. Pengawet FAA banyak
digunakan untuk mengawetkan specimen tumbuh-tumbuhan. Untuk tumbuhan tingkat
rendah seperti lumut biasanya digunakan FAA konsentrasi rendah, sedangkan untuk
tumbuhan berkayu menggunakan FAA dengan konsentrasi tinggi. Larutan formalin 4%
digunakan untuk mengawetkan binatang atau bagian tubuh binatang dengan cara
merendamkannya. Hal yang perlu diperhatikan pada media awetan basah adalah
tempat yang digunakan untuk menyimpan awetan basah tersebut harus tertutup
rapat dan specimen yang ada di dalamnya harus terendam, oleh karena itu volume
larutan pengawetnya harus dijaga. Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah
ketika digunakan, larutan pengawet jangan sampai tertelan karena bersifat
racun. [18]
Awetan
kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuh-tumbuhan, binatang atau
bagian-bagiannya baik dengan atau tanpa bahan pengawet. Contoh yang paling
populer adalah herbarium yang diawetkan dengan sublimat. Serangga tertentu
dapat diawetkan dengan cara menaruh kapur barus di tempat penyimpanannya.
Contoh media awetan kering lainnya adalah rangka hewan yang dipasang sesuai
dengan struktur aslinya dan taksidermi.
c.
Model
Model
merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba dan mungkin
dimanipulasi. Media model dibuat dalam usaha membantu mewujudkan realitas. Hal
ini dimaksudkan untuk mensiasati kelemahan dari media asli yang tidak mungkin
dijadikan alat pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh berbagai alasan.
Alasan tersebut antara lain ukuran yang ekstrim besar atau ekstrim kecil,
bagian dalam media asli yang tidak tampak dari luar dan sebagainya. “Dalam beberapa
kasus, media model sengaja dibuat dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu
agar bagian-bagian lainya lebih jelas. Melalui penggunaan model sebagai media,
suatu objek dapat dibawa ke dalam kelas dalam bentuk replikanya.”[19]
.
Adapun
contoh dari model-model tersebut adalah seperti model kerangka manusia, hewan,
dinosaurus, model tubuh manusia dan hewan yang bagian dalamnya bisa bongkar
pasang, model telinga, model hati, model jaringan tubuh, model tubuh katak dan
hewan lainya dan sebagainya.
Juga
dapat digunakan beberapa model tumbuh-tumbuhan yang dapat dibongkar pasang,
yang dapat dilihat bentuk dalam tumbuh-tumbuhan, atau potongan daun-daunan.
Model-model tersebut sungguh memberikan gambaran atau pengalaman langsung bagi
siswa untuk melihat secara nyata.
2.
Media Elektronik dalam Pembelajaran Biologi
Penamaan
media elektronik didasarkan pada kebutuhan perangkat elektronik ketika akan
menggunakannya dalam pembelajaran. Disamping kebutuhan perangkat elektronik,
dalam penggunaan media kelompok ini diperlukan juga sumber listrik untuk
menjalankan perangkat tersebut. Agar penggunaan media kelompok ini tidak
terkesan memboroskan biaya, maka media yang disiapkan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki kelebihan dengan macam media lainnya yang dari
segi pembiayaan lebih murah.
Berdasarkan
jenisnya media elektronik dapat dikelompokkan menjadi media audio, media visual
dan media audio visual. Belakangan dengan munculnya computer yang secara luas
dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dan
atau pembelajaran, munculah kelompok media pembelajaran interaktif. Pada media
interaktif tersebut selain menampilkan audio visual, juga media dapat diprogram
untuk dapat “merespon” si pengguna (interaktif).[20]
Beberapa
contoh media elektronik adalah overhead projector (OHP), slide projector,
radio, televisi, computer dan sebagainya. Pada uraian berikut ini Anda akan
mencoba mempelajari teknik pemanfaatan OHP, slide projector dan komputer dalam
pembelajaran Biologi.
a.
Overhead Projector
(OHP)
OHP
merupakan jenis media proyeksi yang mengandalkan kemampuan visual peserta didik
dalam merespon pesan.
b.
Proyektor Slide
Adalah
media film bersuara dengan menggunakan satu seri gambar diam dalam film positif
berupa slide (film bingkai) yang disajikan dengan memproyeksikannya satu demi
satu secara berurutan dengan disertai pesan-pesan berupa audio melalui rekaman
pada kaset[21].
c.
Komputer
Penggunaan
komputer dalam dunia pendidikan itu sah- sah saja. Komputer, dengan power
pointnya mempermudah bagi kita sebagai guru untuk membuat suatu media lebih
menarik lagi, selain tulisan kita juga bisa menampilkan gambar yang dibuat
sendiri atau mengambil dari media lainnya seperti mendonload dari internet atau
tidak hanya gambar, kita juga bisa menampilkan animasi atau film sekalipun yang
di ambil dari potongan-potongan film bisa itu dari VCD atau dari media
3. Media Lainya.
Dalam pembelajaran biologi,
disamping media yang telah dijelaskan di atas, ada media-media lain sebagai
pendukung kegiatan belajar mengajar biologi. Media-media tersebut bisa berupa
laboratorium dan perpustakaan sekolah.
Pemanfaatan laboratorium pada
pelajaran biologi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pengajaran. Laboratorium biologi tidak hanyal terbatas pada ruang laboratorium
semata, namun laboratorium bisa dalam arti luas yaitu alam, atau lebih dikenal
dengan laboratorium alami. Dimana hutan, pantai, laut, pekarangan, pabrik,
industri, cagar alam, gunung bisa menjadi laboratorium bagi pembelajaran
biologi[22]
D.
Media Gambar
Media gambar digolongkan dalam
media grafis. Media gambar adalah salah satu media visual dua dimensi. Jenis
media yang dapat dikatagorikan kedalam media visual dua dimensi yang
menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat.[23]
Dalam beberapa pengertian yang penulis sajikan sebelumnya, pada perkembangannya
media gambar dapat dikembangkan pada media gambar yang menggunakan alat
elektronik, dan media gambar yang tidak menggunakan alat elektronik. Media
gambar ini bisa dikatogorikan pada media gambar bergerak dan tidak bergerak.
Gambar pada dasarnya membantu
mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu
mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam
bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta
membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku
teks.[24]
Media gambar ini dapat dibagi
dalam berbagai jenis media gambar. Adapun jenis media gambar dapat dijelaskan
dalam penjelasan berikut ini:
a.
Gambar/ foto
Diantara media
pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Yang merupakan
bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena
itu ada pepatah cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak
daripada seribu kata.
b.
Sketsa
Sketsa adalah
gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya
tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar mengambarkan. Selain
dapat menarik perhatian murid, menhindari verbalisme dan dapat memperjelas
penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini di
buat langsung oleh guru.
c.
Diagram
Sebagai suatu
gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau
skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan
hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat proses yang ada antara
komponen di situ.
d.
Bagan / Chart
Seperti halnya
media grafis yang lain, bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang
pokok adalah menyajikan ide-ide atau lisan secara visual. Bagan juga mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
e.
Stick Figure
Media ini hampir sama
dengan media grafis sketsa, pada media stick figure ini bentuknya hanya berupa
gambar garis-garis seperti tongkat, namun ciri-ciri atau detil suatu benda
dapat dilihat dengan jelas oleh siswa. Guru dapat membuat langsung dengan kapur
atau spidol langsung pada papan tulis.[25]
f.
Gambar cetak
Disamping foto
ada pula gambar-gambar cetak lain yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran seperti, pamflet, gambar brosur, gambar lukisan cetak, dan lain
sebagainya.
g.
Gambar Multimedia
Gambar
multimedia juga merupakan gambar-gambar hasil desain computer dan juga gambar seperti
yang disebutkan diatas, seperti foto, dsb. Yang penyajianya menggunakan
alat-alat multimedia, seperti computer, infocus, OHP, slide, film strip dan
initernet, yang kesemunya itu dapat digunakan dalam penyampaian materi pelajran
oleh seorang guru.
E.
Penerapan Media gambar
Pada Pembelajaran Biologi
Pada pembelajaran Biologi, media/ alat peraga merupakan hal yang sangat penting, mengingat
alat peraga adalah bagian dari pada pokok atau objek dari bahan belajar itu
sendiri, dari bahan yang bersifat tioritis, abtraks akan diinterprestasikan
kedalam wujud yang konkrit dan nyata. Jadi dengan alat peraga siswa menangkap
sisi visualnya, gambaran dari sesuatu benda atau bahan pelajaran jelas.
Pada pembelajaran biologi,
penggunaan media gambar juga akan memberikan pengalaman yang konkrit bagi
siswa Siswa tidak hanya diberikan konsep
tioritis, melalui gambar siswa akan menangkap penjelasan konkrit dari materi
system rangka yang dijelaskan oleh seorang guru.
Dalam penerapan gambar
di kelas seorang guru dapat menggunakan gambar langsung di depan kelas, atau
mungkin guru dapat memanfaatkan media lainyan seperti computer atau infocus.
Hal ini justru akan mempermudah siswa menangkap detil dari system rangka.
Dengan menggunakan perangkat multimedia tersebut, seorang guru dapat memperbesar benda tersebut hingga sejelas-jelasnya dan
sedetil-detilnya.
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gambar yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Pergunakanlah
gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar
tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok
pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok
pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan
siswa membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka
gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.
b.
Padukan
gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di
dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar
itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan
pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya
mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril
sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu
pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama
dikemudian hari.
c.
Pergunakanlah
gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak
efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang
sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar
yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara
berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok
gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi
visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan
utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah
memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan
secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa
yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya,
lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d. Kurangilah
penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting
dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru.
Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi
gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama,
apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah
dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis
asing. Demikian pula istilah supermarket
terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung. Melalui gambar
itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e.
Mendorong
pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan
bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal
ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
f.
Mengevaluasi
kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun
secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau
transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian
instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya
memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.[26]
F.
Pengertian Prestasi
Belajar Biologi
Kata
prestasi berasal dari bahasa Belanda “pretitie” yang artinya apa yang telah
diciptakan atau hasil pekerjaan. Dalam ekonomi perhitungan yang dimaksudkan
dengan prestasi adalah produk yang telah dicapai seseorang atau daya kerja
seseorang dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan belajar adalah merupakan
aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang belajar, baik
aktual maupun potensial, perubahan-perubahan mana pada pokoknya adalah
didapatkannya kemampuan baru yang bertahap dalam waktu relatif lama, dimana
perubagahn tersebut terjadi karena adanya usaha pada individu yang belajar.[27]
R.S. Wood Worth dan
D.G Muguis dalam Ambo Enre Abdullah mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah
kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan suatu alat dalam hal ini
tes”. “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam suatu mata
pelajaran tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur
keberhasilan seorang siswa”.[28]
Berdasarkan pengertian
prestasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan prestasi
belajar dalam penelitian ini, adalah kemampuan pengusaan materi tentang Biologi
yang telah dimiliki oleh siswa-siswa MTsN Jeuram Kabupaten Nagan Raya yang bersifat konkretif setelah siswa selesai
belajar biologi yang meliputi : ingatan, pemahaman, penerapan, analisa dan
sintesis.
Dalam memperoleh
prestasi, tentu ada hal yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat ditinjau dari
dalam diri siswa dan dari luar diri siswa yang berbentuk interaksi timbal balik
antar keduanya.
a.
Faktor-faktor
dari dalam diri siswa
Siswa yang melaksanakan
proses belajar, dapat diperiksa hasil-hasilnya melalui perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa. Hal ini dapat diketahui antara lain dengan
membandingkan tingkat penguasaan siswa antara sebelum dan sesudah terjadi
proses belajar.
Faktor utama yang
terdapat pada diri siswa ialah faktor fisik atau jasmani dan faktor psikis.
Faktor fisik meliputi keadaan jasmani dan panca indera, sedang psikis meliputi,
minat, intelegensi, bakat, motif dan sebagainya.
b.
Faktor
dari luar diri siswa
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar siswa dari ketiga lingkungan belajar yaitu,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dimana
lingkungan keluarga meliputi; cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga,
suasana keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan lingkungan sekolah
meliputi; metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa dan
sebagainya. Adapun lingkungan masyarakat meliputi; kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, tempat bergaul, bentuk kehidupan masyarakat dan
sebagainya.[29]
[1] Rudi Susilana, Media
Pembelajran, hakikat, Pengembangan, dan Penilaian, ( Bandung;Wacana Prima;
2008 ) hal. 5
[2] Heinich dalam Rudi Susilana, Media
Pembelajran, hakikat.., hal. 6
[3] Ibid, hal. 3
[7] Azhar Arsyad. Media
Pembelajaran…,..hal. 33-35
[8] Latuheru, J.D, Media
Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Kini. ( Ujung Pandang: IKIP
Ujung Pandang,2001 ) Hal. 140
[9] Rudi Susilana, Media
Pembelajran, hakikat…, hal. 13-22
[10] Ibid. hal. 9
[11] Hamalik Oemar, Media
Pendidikan, ( Bandung;Citra Aditya
Bakti; 2004 ) hal.25
[12] Kemp, J E dan Dayton D K, Planning and
Producing Instruktional Media, (
New York ;Harper & ; Row, Publisher: 2005 ) hal. 3-4
[13]
I Wayan Santyasa. Landasan konseptual Media pembelajaran:
(Disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar
Angkan Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung.) hal.5-6
[14] Abdulhak & Sanjaya , Media
Pendidikan, ( Bandung;Pusat Pelayanan dan Pengembangan Media Pendidikan
IKIP-Bandung;2000) hal. 18
[16] Riandi, Media Pembelajaran Biologi(
online ) , (2010) (http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/biologi/jur.20pend.biologi/riandi/bahankuliah/mediapembelajaran/biologi.pdf
diakses 1 juli 2010). hal.hal. 85
[18]
Arianto, Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Tinggi, ( Banda
Aceh;Unsyiah;2006) hal. 156
[19] Gillespie & Spirt , Creating A School Media Program, (New York
, RR Bowker Company ;2003 ) hal. 57
[20] Riandi, Media Pembelajaran Biologi…hal.
95
[23] Sumiati, Metode Pembelajaran.,,.
hal. 161
[24] Ibid, 170
[25] Rusman , media gambar,(online)(2011)
(http://www.bitlib.net/ebook/jenis+jenis+media+gambar/
diakses tangal 5 Nopember 2011.
[26] Azhar Arsyad. Media
Pembelajaran,…,Hal: 27
[27] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya, Cet.V ,(Jakarta: Bina Aksara, 2008) hal. 34.
[28]
Abdullah A.E, Prinsip-Prinsip Layanan dan Bimbingan Belajar, (U.Pandang,
FIP IKIP, 2005) hal. 46
[29]
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, Cet.VIII, (U. Pandang, CV. Bintang Selatan,
2003)hal. 78